TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan, layanan sertifikasi ekspor perikanan dan kelautan di tengah pendemi corona (Covid-19) ke sejumlah negara mengalami kenaikan.
Hal ini telihat dari tumbuhnya ekspor ke beberapa negara selama periode Januari hingga 12 Maret 2020 dibanding periode yang sama pada 2019.
Di periode tersebut, ekspor produk perikanan dan kelautan ke Amerika Serikat (AS) mencapai 44.748,98 ton dibandingkan sebanyak 36.686,99 ton di periode sama tahun lalu.
Kemudian ekspor ke Thailand juga meningkat dengan total 27.264,73 ton dibanding seberat 11.372,78 ton di periode Januari-12 Maret 2029.
Lalu ekspor ke Malaysia sudah mencapai 15.883,49 ton dibanding 13.008,65 ton dan Taiwan sebesar 7.823,77 ton dibanding 7.173,04 ton.
“Memang ekspor ke Tiongkok mengalami penururan di periode yang sama tahun lalu. Tapi di sejumlah negara, ekspor kita meningkat,” kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendaian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina, Senin (23/3/2020) dilansir Kontan.
Negara lain yang juga menjadi tujuan ekspor produk perikana dan kelautan ialah Vietnam sebesar 8.105,75 ton naik dibanding 7.955,40 ton di periode sama tahun lalu.
Lalu ekspor ke Singapura sebesar 6.820,87 ton di Januari-12 Maret 2020 dibandingkan 5.883,99 ton di periode sama tahun lalu. Serta ekspor ke Korea Selatan sebesar 5.964,08 ton serta Arab Saudi sebesar 3.908,85 ton.
Rina memastikan jajarannya tetap memaksimalkan layanan meski terdapat pendemi Covid-19.
Saat ini, BKIPM berpedoman pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 27/Kepmen-KP/2020, terkait pegawai yang bertugas langsung di bidang pelayanan, diberlakukan sistem rotasi guna mencegah penyebaran Covid-19.
"Kami bertugas demi pelayanan negara tetap maksimal, terutama dalam hal layanan sertifikat ekspor," tegasnya.
Sementara komoditas yang diekspor di antaranya udang vaname sebanyak 36.000 ton, lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2019 sekitar 28.000 ton. Selanjutnya ikan tuna sebesar 19.000 ton, melebihi periode sama di tahun 2019, sebesar 16.000 ton.
Ekspor ikan cakalang juga sudah menyentuh 19.000 ton, lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu sebesar 18.000 ton.
Kemudian ikan layur, dengan volume ekspor sebesar 9.000 ton, naik dibanding 5 ribu ton di periode Januari-12 Maret 2019, serta makarel sebesar 9.000 ton dibanding 1.000 di periode yang sama.
“Tentu ini suatu kabar gembira, optimistis dan suatu peluang ditengah bencana pandemi Covid-19 yang melanda sejumlah negara,” kata Rina.