TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan di bawah 19 dolar AS per barel untuk kali pertama sejak 31 Januari 2002 silam, seperti yang ditunjukkan data perdagangan pada Jumat lalu.
Pada pukul 10.06 waktu Moskwa, harga minyak mentah WTI berjangka untuk pengiriman Mei mendatang, turun sebesar 4,28 persen menjadi 19,02 dolar AS per barel.
Beberapa menit sebelumnya juga mengalami penurunan menjadi 18,96 dolar AS per barel.
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol memperingatkan permintaan minyak mentah bisa saja turun ke level terendah selama 25 tahun terakhir pada April ini dan diprediksi menjadikan April 2020 sebagai bulan terburuk bagi industri.
"Ketika kita melihat kembali pada tahun 2020, kita mungkin melihat ini adalah tahun terburuk. April juga mungkin merupakan bulan terburuk, mungkin akan disebut pula sebagai Black April," kata Birol.
Harga minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman Juni, naik 0,86 persen menjadi 28,07 dolar AS per barel.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (19/4), organisasi penghasil minyak dunia ( OPEC) + telah menandatangani perjanjian penting yang mengikat negara-negara anggota untuk memangkas produksi minyak mentah mereka sebesar 9,7 juta barel per hari periode Mei hingga Juni.
Setelah itu, produksi akan dipotong sebesar 7,7 juta barel per hari hingga akhir 2020.
Sedangkan untuk periode Januari 2021 hingga April 2022, pemangkasan produksi minyak mentah akan dilakukan sebesar 5,8 juta barel setiap harinya.
Perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco mengumumkan pada Jumat lalu, akan mengirimkan 8,5 juta barel minyak per hari ke pasaran mulai 1 Mei mendatang.
"Saudi Aramco mengumumkan akan menyediakan 8,5 juta barel minyak setiap hari untuk kliennya, mulai 1 Mei," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Pada Selasa lalu, harga minyak mentah Brent berjangka turun di bawah 30 dolar AS per barel untuk pertama kalinya dalam enam sesi perdagangan terakhir.
Hal itu karena minyak mentah jenis ini diperdagangkan dalam kisaran 30 hingga 37 dolar AS pada pekan lalu, di tengah ekspektasi pemangkasan besar yang dilakukan oleh kelompok OPEC +.
Jumlah tertinggi