Perlu juga memetakan sektor sektor strategis yang diperlukan untuk tetap hidup.
“Supaya saat pulih nanti, sektor–sektor ini akan menyerap banyak tenaga kerja,” kata Raden Pardede.
“Tidak ada resep yang sama untuk semua, jangan sampai pemerintah membantu orang yang tidak perlu,” katanya menambahkan.
Banyak negara melakukan intervensi dalam menghadapi pandemi, di antaranya pemberlakuan lockdown di beberapa negara.
Indonesia, memilih pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang tidak seketat lockdown
Untuk bertahan dan selamat dari ancaman krisis akibat Covid-19 pemerintah Indonesia telah menyiapkan stimulus dengan total tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 mencapai Rp 405,1 triliun.
Stimulus dibagi menjadi jaring pengaman kesehatan sebesar Rp 75 triliun.
Jaring pengaman sosial dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) dan pelatihan keterampilan kerja sebesar Rp 110 triliun.
Jaring pengaman sektor riil Rp 70,1 triliun, dan jaring pengaman sektor keuangan Rp 150 triliun.
Peraih geIar PhD pada bidang Ekonomi dari Boston University ini juga mengungkapkan stimulus yang disiapkan oleh pemerintah harus dibarengi dengan optimisme, harapan untuk terus hidup dan bertumbuh.
Krisis ini, lanjut Raden Pardede, pasti akan selesai.
Kondisi dunia akan pulih, syaratnya, lanjut Raden Pardede, harus memiliki daya adaptasi yang bagus.
Baca: Atasi Penurunan Harga Jual, KKP Segera Serap Over Supply Tangkapan Nelayan
Untuk itu mengajak semua pihak mendorong pemerintah supaya lebih optimis. Pemimpin-pemimpin politik harus bersatu mendukung pemerintah melakukan kebijakan yang tegas dalam menghadapi pandemi akan menjadi sangat penting.
“Saatnya kita beri ruang pembuat kebijakan untuk melakukan tugasnya dengan baik” tutup Raden Pardede.