News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelaku Pasar Akan Cermati Rencana Trump Buka Kembali Ekonomi AS

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump berbicara saat pengarahan harian tentang virus corona di Brady Briefing Room di Gedung Putih Washington, DC. pada 23 April 2020

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sentimen positif di pelaku pasar datang dari rencana Presiden Donald Trump membuka kembali perekonomian Amerika Serikat (AS).

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, Trump telah menyusun pedoman untuk membuka kembali negara bagian AS dalam tiga tahap, tetapi rencana detail tergantung pada masing-masing negara bagian.

"Kami berpikir pelaku pasar akan mencermati ketika lockdown dibuka apakah akan terjadi kenaikan kasus baru Covid-19," ujarnya di Jakarta, Minggu (26/4/2020).

Sementara, pada Selasa pekan ini, Senat AS menyepakati paket bantuan senilai 484 miliar dolar ASuntuk UKM, rumah sakit, dan riset.

Kemudian pada hari Kamis, Anggota DPR AS berkumpul di Washington meloloskan RUU bantuan senilai 484 miliar dolar AS untuk usaha kecil dan rumah sakit itu.

"Ini merupakan stimulus ke empat. Saat ini total dana pemerintah federal untuk menghadapi krisis pendemi virus corona baru akan mencapai hampir 3 triliun dolar AS," kata Hans.

Adapun pada hari Jumat pekan ini, Donald Trump telah menandatangani dana bantuan untuk meningkatkan bisnis kecil dan rumah sakit tersebut.

Baca: Curhat Ketua Perawat RSD Wisma Atlet: Tak Nyaman Pakai Hazmat Terlalu Lama

Baca: Gejolak Harga Minyak, dari Minus hingga Menguat Gara-gara Trump

Hans menambahkan, meski ini merupakan sentimen positif bagi pelaku pasar, namun sayangnya data yang keluar dari AS belum juga membaik.

Departemen Tenaga Kerja AS sendiri mengatakan lebih dari 4,42 juta orang mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu sehingga totalnya dalam lima minggu terakhir mencapai rekor 26 juta.

"Penjualan existing home turun 8,5 persen pada Maret. Ini merupakan pelemahan satu bulan terbesar dalam lebih dari lima tahun terakhir akibat langkah-langkah pembatasan aktivitas sosial," pungkasnya.

Ditambahkan menurut data dari Refinitiv, ada 84 perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba. Dari perusahaan-perusahaan itu ada 67 persen diatas estimasi laba analis.

Tetapi secara keseluruhan 84 peruahaan di dalam indeks S&P 500 menuju penurunan laba 13,7 persen secara year-on-year .

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini