News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bank Jangkar akan Jadi Sentimen Positif IHSG Pekan Depan

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Hanya bertahan di zona hijau sesaat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun 17 poin atau 0,31% ke 5.632 pasca adanya 2 WNI yang terkena virus Covid-19. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjelasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait bank jangkar akan menjadi sentiment positif dalam negeri bagi saham perbankan pekan depan.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang konsolidasi menguat pekan depan.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di level 4.317 sampai 4.441 dan resistance di level 4.586 sampai 4.726," ujarnya di Jakarta, Minggu (17/5/2020).

Sementara itu, Hans menjelaskan, IHSG selama sepekan ini terlihat hanya hari Senin berhasil menguat dan sesudahnya terlihat tertekan turun.

Kekhawatiran gelombong kedua Covid-19 menjadi fokus utama para pelaku pasar hingga sektor perbankan mendapat tekanan turun akibat rencana penunjukan beberapa bank besar menjadi bank jangkar.

"Pelaku pasar khawatir akibat risiko yang dihadapi bank jangkar dan ketidakjelasan mekanisme pelaksanan bank jangkar," kata Hans.

Namun, setelah melihat penjelasan OJK, maka dia menilai bank jangkar harusnya tidak dirugikan bahkan mendapatkan beberapa manfaat.

Baca: Viral Pasangan Suami Istri Bagikan Nasi Bungkus Bahagia Terselip Uang Rp 1 Juta di Dalamnya

Hal ini karena risiko kredit bank pelaksanan akan dijamin oleh LPS dan membuka potensi sektor keuangan mengalami kenaikan pekan depan.

"Selain itu di akhir pekan ini, IHSG juga melemah seiring terjadinya data defisit neraca perdagangan pada bulan April. Data dari BPS menunjukan terjadi defisit neraca perdagangan sebesar 0,35 miliar dolar Amerika Serikat (AS), walaupun secara kumulatif dari Januari sampai April 2020 surplus 2,25 miliar dolar AS," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini