Menurut Tommy, penanaman cabai pun harus tetap berbasis kawasan, namun harus dihitung berdasarkan kapasitas kebutuhan di masing-masing daerah.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid menegaskan pelaku usaha cabai Indonesia harus mampu mengembangkan diri baik teknologi maupun pemasaran.
Hasilnya, banyak permasalahan cabai yang bisa dielesaikan dan minimal dapat mengurangi resiko kerugian akibat harga fluktuatif.
“Yang jadi masalah sebenarnya bukan harga yang murah saja, tetapi biaya produksi kita yang mahal. Nah kita harus bisa mengurangi biaya usaha tani agar cabai dan petani kita bisa tetap eksis,” pungkasnya.