Direksi
- Direktur Utama: Arviyan Arifin
- Direktur Niaga: Adib Ubaidillah
- Direktur Pengembangan: Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin
- Direktur SDM: Joko Pramono
- Direktur Keuangan: Mega Satria
- Direktur Operasi dan Produksi: Hadis Surya Palapa
Selain perubahan jajaran direksi dan komisaris, dalam RUPST tersebut juga PTBA membagikan dividen sebesar Rp 3,65 triliun.
Jumlah dividen tunai yang dibagikan ini merupakan 90 persen dari total laba bersih perusahaan tahun 2019 sebesar Rp 4,1 triliun.
Sementara itu, di 2019, PTBA mencatatkan laba atas kinerja tahun sebesar Rp 4,1 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 6,4 triliun.
Perseroan juga mencatatkan kenaikan pendapatan dari Rp 21,2 Triliun menjadi Rp 21,8 triliun atau sebesar 3 persen dari tahun sebelumnya.
Pendapatan ini terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57 persen, penjualan batu bara ekspor sebesar 41 persen, dan aktivitas lainnya sebesar 2 persen yang meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
Pencapaian laba dan pendapatan ini tentu didukung oleh kinerja operasional perusahaan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2019, produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan 10,2 persen dari tahun sebelumya atau naik menjadi 29,1 juta ton.
Biodata Carlo Tewu
Sosok Carlo Brix Tewu, penangkap Tommy Soeharto yang kini masih menjadi polisi aktif.
Dia merupakan jenderal bintang dua yang masih aktif di kepolisian.
Pria lulusan akademi kepolisian angkatan 1985 ini pernah menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam.
Saat masih bekerja di lingkungan kepolisian, Carlo pernah tergabung dalam “Tim Mawar” yang dibentuk untuk mengungkap kasus pembunuhan hakim agung Safiudin Kartasasmita.
Dalam kasus tersebut, Carlo dan Tim Mawar lainnya berhasil menangkap Tommy Soeharto sebagai tersangkanya.