Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Senior Indef Faisal Basri menjelaskan soal dugaan teori konspirasi virus corona atau Covid-19 dari kaca mata ekonomi.
Menurut dia, biasanya teori konspirasi itu bermunculan karena orang-orang malas berpikir, sehingga tidak mau mencari bukti nyata.
"Sehingga itu pakai asumsi, pakai keinginan bukan berbasis scientific, data yang akurat. Jadi, kita jangan mudah untuk percaya (teori konspirasi)" ujarnya saat webinar, Selasa (16/6/2020).
Baca: Faisal Basri: Nilai Tukar Rupiah Sulit Menguat hingga Akhir Tahun
Baca: Faisal Basri: Siap-siap, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Minus 3,9 Persen
Baca: Faisal Basri: New Normal Berpotensi Naikkan Kasus Covid-19 di Pertengahan Juli
Sementara itu, Faisal Basri mengatakan, teori konspirasi terhadap jenis virus di Tanah Air muncul dari mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.
"Di Indonesia ini yang mengatakan konspirasi itu Siti Fadilah, bekas menteri kesehatan. Ini katanya Bill Gates mau jualan vaksin gitu-gitu kan dan dia yang menerapkan virus," katanya.
Teori konspirasi itu dinilainya konsisten digaungkan oleh Siti Fadilah sejak diangkat jadi menteri kesehatan yang berujung konflik dengan pejabat penggantinya.
Kemudian, di belahan dunia lain yakni Amerika Serikat, muncul juga teori konspirasi yang disampaikan oleh Presiden Donald Trump sendiri.
"Jadi, menurut saya ini kan semua negara kena ya. Saya menerima kalau ada bukti nyata, itu saja, kalau tidak ada maka yang penting kita siap-siap apapun yang terjadi, kita harus punya ketahanan pangan, energi, dan keuangan," pungkas Faisal.