Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra blak-blakan mengatakan kondisi perusahaan sangat terpukul bahkan volume penumpang penerbangan hanya menyisakan 10 persen.
"Saya lebih suka bilang tinggal 10 persen dari pada turun 90 persen. Dampak Covid-19 ini sangat dirasakan industri aviasi di seluruh dunia," ucap Irfan saat diskusi daring, Jumat (19/6/2020).
Irfan merinci kalender tahunan Garuda semestinya ada lima peak season yang menjadi opportunity value tahun 2020, namun empat peak season kandas akibat wabah pandemi corona.
Baca: Rekam Jejak Irfan Setiaputra Sebelum Jadi Orang Nomor Satu di Garuda Indonesia
Baca: Bukan APD Seperti Rumah Sakit, Ini Perlengkapan yang Digunakan Awak Kabin Garuda Indonesia
Empat peak season itu di antaranya hari mudik lebaran, libur sekolah, umroh, dan haji.
"Opportunity mudik tercatat hanya 33 flight padahal tahun lalu mencapai 335 flight. Saya melihat kondisi di terminal 3 Soekarno-Hatta, Cengkareng benar-benar sepi," ucap Mantan Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) itu.
Selain itu, kebijakan work from home dan school from home juga membuat pergerakan orang berkurang drastis, sejumlah penerbangan dalam skala besar dibatalkan atau cancelable.
Irfan menyampaikan kondisi penerbangan mulai terasa saat Kerajaan Saudi Arabia (KSA) menutup Mekkah.
"Alhasil jemaah umroh kita yang memiliki volume 300-400 ribu penumpang juga terdampak. Belum lagi haji opportunity hilang empat di tahun 2020.
Garuda Indonesia tinggal menyisakan satu peak season untuk mendulang lagi volume penumpang menyambut pergantian tahun 2020 ke 2021.
Irfan mengaku hal itu pun masih sulit karena banyaknya prediksi dan kebijakan new normal yang membatasi pergerakan orang.
"Garuda hanya tinggal satu opsi untuk bisa menikmati peak season yaitu akhir tahun atau tahun baru yang juga tidak mudah," pungkas dia.