Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, inflasi tahun kalender dari Januari hingga Juli 2020 sebesar 0,98 persen atau cukup rendah dibawah 1 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab rendahnya pergerakan inflasi di bulan Juli 2020 karena daya beli masyarakat turun.
"Dari sisi dari permintaan, daya belinya berkurang banyak, ada PHK dan sebagainya. Dari sisi pasokan otomatis juga akan terganggu, jadi itu sebabnya inflasi tahun kalender dari Januari sampai Juli 2020 hanya 0,98 persen, masih lemah sekali," ujarnya saat teleconference, Senin (3/8/2020).
Menurut Suhariyanto, dampak pandemi corona atau Covid-19 membuat permintaan mengalami penurunan sejak Maret 2020 hingga sekarang.
Baca: BPS: Deflasi Juli 2020 Sebesar 0,1 Persen, Tertinggi di Manokwari
"Coba perhatikan inflasi pada awal tahun atau Januari 2020 itu 0,39 persen. Masih normal karena suasananya normal semua, Covid-19 belum sampai kesana," katanya.
Lalu, tanda-tanda permintaan mulai turun pada Februari dengan lesunya sektor pariwisata imbas jumlah wisatawan mancanegara anjlok.
Baca: Rupiah di Posisi Terkuat Sejak Pandemi Corona, Dipicu Rendahnya Inflasi dan Defisit Transaksi
"Pariwisata dan berbagai sektor pendukungnya mulai terdampak, berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Kemudian, April dan Mei diterapkan work from home, berpengaruh dari sisi permintaan dan pasokan, jadi pengaruh Covid-19 ini luar biasa sekali," pungkasnya.