TRIBUNNEWS.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot kembali turun ke Rp 14.793 per dolar AS, Kamis (13/8/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah melemah dari penutupan kemarin, Rabu (12/8/2020).
Sebelumnya, pada pukul 09.23 WIB sempat menguat 0,07% ke level Rp 14.750 per dolar AS.
Kini, hingga pukul 10.30 WIB, sebagian besar mata uang di Asia menguat terhadap dolar AS, sebagaimana dilansir Kontan.co.id.
Seperti mata uang China, Yuan menguat 0,02%, Yen Jepang menguat 0,23% dan Dolar Singapura menguat 0,09% terhadap dolar AS.
Baca: Apa yang Terjadi Saat Resesi Ekonomi Indonesia Tahun 1998? Rupiah Anjlok hingga Banyak PHK
Pergerakan nilai tukar rupiah, sebelumnya sudah diprediksi bakal melemah pada perdagangan Kamis (13/8/2020) setelah Rabu kemarin rupiah juga mengalami penurunan.
Sentimen domestik seperti penanganan terhadap kasus Covid-19 yang dirasa kurang serius memberikan tekanan pada pergerakan rupiah ke depan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan alasan pelemahan kali ini.
Menurutnya, pelemahan terjadi lantaran pasar memandang penanganan pandemi belum dilakukan secara serius.
Hal ini tercermin dari angka kasus positif yang tembus hingga 129.000 orang.
"Angka ini tentu memberikan efek psikologis ke market dan konsumen. Risiko di pasar juga menjadi lebih tinggi, terlebih belum diketahui pasti kapan vaksin ditemukan," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (12/8).
Kalaupun vaksin ditemukan, Bhima menilai akan membutuhkan waktu untuk diproduksi secara massal.
Adapun dari sisi eksternal terjadi pembalikan arah pada indeks dolar.
Hal ini terlihat dari kenaikan indeks dolar AS di level 93,8 atau menguat sekitar 0,83% dalam sepekan terakhir.