Sementara itu, Senior Associate Director Real Estate Management Services Colliers Andy Harsanto berpendapat, permasalahan IPL memang kerap muncul dalam tata kelola rusun atau apartemen.
Biasanya konflik IPL terjadi di segmen kelas menengah dan menengah ke bawah. Andy berpendapat, besaran atau tarif IPL biasanya sudah ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama, sehingga seharusnya tidak lagi menjadi perdebatan.
Dia menekankan, penentuan besaran IPL yang tidak sesuai akan berdampak terhadap kualitas perawatan gedung. Jika gedung tidak dirawat dengan benar maka bisa terjadi insiden yang membahayakan penghuni itu sendiri.
Apalagi untuk unit yang sudah 100 persen terjual, pengembang tidak lagi ikut dalam pembiayaan perawatan.
Untuk biaya perawatan gedung, baik rusun maupun apartemen dibutuhkan simpanan jangka panjang atau sinking fund untuk menjaga pengelolaan lingkungan tetap baik.
Dia menyebutkan, untuk perawatan lift, kalau AC central di unit sih gak, paling untuk koridor-koridor, tapi itu juga cukup memakan biaya.
Begitu juga keperluan pengecatan berkala gedung yang setiap 3-5 tahun biasanya terlihat kusam. Karena itu, lanjut Andy, harus ada transparansi/akuntabilitas publik agar kepercayaan terhadap pengelola terbangun.