TRIBUNNEWS.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot dibuka menguat ke Rp 14.655 per dolar AS, Jumat (28/8/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah naik 0,03 persen dari penutupan Kamis (27/8/2020), yakni Rp 14.660 per dolas AS.
Hingga pukul 09.00 WIB, sebagian besar mata uang di Asia terlihat menguat.
Dilansir Kontan.co.id, peso Filipina berhasil menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah naik 0,24%.
Disusul yuan China yang terkerek 0,19 persen, dolar Taiwan menguat 0,15%, baht Thailand naik 0,10%, dan dolar Singapura yang menguat 0,07%.
Baca: Emas Diklaim Jadi Instrumen Investasi Paling Aman untuk Jangka Pendek, Apa Alasannya?
Won Korea Selatan juga terangkat 0,01% dan dolar Hong Kong bergerak stabil dengan kecenderungan menguat setelah naik 0,001% pada pagi ini.
Selanjutnya, yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,20%.
Ringgit Malaysia pun berada di zona merah setelah melemah 0,13% terhadap dolar AS di pagi ini.
Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual memperkirakan nilai tukar rupiah akan lanjut menguat tipis Jumat (28/8/2020).
"Minggu depan ada rilis data inflasi, perkembangan vaksin juga cukup menarik baik dari AS dan China.
Sementara itu belanja pemerintah, BLT dan subsidi gaji diharapkan akan menggerakkan ekonomi dan jadi sentimen positif bagi rupiah ke depan," kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (27/8/2020).
Di sisi lain, David juga mengakui aliran portofolio masuk ke dalam negeri masih cenderung flat, khususnya untuk pasar obligasi. Kondisi serupa juga tercermin dari aliran dana masuk ke pasar modal yang dirasa masih moderat.
David menilai pergerakan rupiah di akhir pekan cenderung minim sentimen dan berpotensi menguat tipis.
Adapun proyeksinya rupiah di level Rp 14.640 - Rp 14.700 per dolar AS pada Jumat (28/8/2020).