Hal tersebut berbeda dengan kondisi saat ini di mana perbankan jauh lebih kuat. "Perbankan jauh lebih kuat, perbankan di seluruh dunia juga lebih kuat," kata Perry dikutip Kontan.co.id (26/3/2020).
Begitu pula dari sisi rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) perbankan yang mencapai 48,6% pada 1998.
Sementara saat ini NPL gross bank sebesar 2,77% dan NPL nett 1,08%.
Banyak perusahaan bangkrut
Dikutip dari Kompas.com (4/8/2020), krisis ekonomi juga menyebabkan ratusan perusahaan, mulai dari skala kecil hingga besar bangkrut. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal juga insolvent atau nota bene bangkrut.
Sektor yang paling terpukul terutama adalah sektor konstruksi, manufaktur, dan perbankan, sehingga melahirkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK). Pengangguran melonjak ke level yang belum pernah terjadi sejak akhir 1960-an, yakni sekitar 20 juta orang atau 20% lebih dari angkatan kerja.
Laju inflasi hingga Agustus 1998 sudah 54,54 persen, dengan angka inflasi Februari mencapai 12,67%.
Akibat PHK dan naiknya harga-harga dengan cepat ini, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan juga meningkat mencapai sekitar 50% dari total penduduk.
Banyak orang menyerbu toko-toko sembako dalam suasana kepanikan luar biasa, khawatir harga akan terus melonjak.
Sementara, pendapatan per kapita yang mencapai 1.155 dollar/kapita tahun 1996 dan 1.088 dollar/kapita tahun 1997, menciut menjadi 610 dollar/kapita tahun 1998.
Organisasi Buruh Internasional (ILO) pun menyebut dua dari tiga penduduk Indonesia dalam kondisi sangat miskin pada tahun 1999 jika ekonomi tak segera membaik.
Utang luar negeri menumpuk
Salah satu faktor yang memperparah penyebab resesi ekonomi Indonesia adalah besarnya utang luar negeri Indonesia dalam bentuk valuta asing, baik utang pemerintah, BUMN, maupun perusahaan swasta.
Dari total utang luar negeri per Maret 1998 yang mencapai US$ 138 miliar, sekitar US$ 72,5 miliar adalah utang swasta.
Sementara dua pertiganya jangka pendek, di mana sekitar US$ 20 miliar akan jatuh tempo dalam tahun 1998.
Selain itu, cadangan devisa tinggal sekitar US$ 14,44 miliar.
Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Menilik resesi ekonomi RI 1998, nilai tukar rupiah melemah hampir 8 kali lipat