Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut industri dan perkebunan kelapa sawit jadi sektor andalan yang berkontribusi cukup besar terhadap pembangunan nasional.
Hal itu karena Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dan menguasai 55 persen pangsa pasar ekspor global.
Namun, selama pandemi Covid-19, kinerja ekspor minyak sawit di Indonesia mengalami penurunan sekitar 11 persen pada semester I tahun 2020.
“Penurunan ekspor sawit telah memberikan dampak negatif kepada para petani dan pelaku usaha terkait sawit. Diperlukan upaya penguatan pada pasar domestik minyak sawit agar kinerjanya terus membaik dan memberikan keseimbangan pada kinerja ekspor yang menurun,” kata Ma'ruf di acara diskusi Pengembangan Potensi Santripreneur Berbasis Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit sebagai Program Pemberdayaan Ekonomi Daerah melalui konferensi video, Kamis (1/10/2020).
Penguatan pasar domestik ini, dikatakan Ma'ruf, dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya pesantren.
Baca: Kejar Pencuri Sawit, Seorang Polisi Meninggal Dunia setelah Mobil yang Ditumpanginya Terbalik
Wapres menilai, kolaborasi ini penting guna memperbesar dan mempercepat proses produksi, distribusi dan pemasaran produk sawit.
"Pesantren yang tersebar di seluruh wilayah tanah air saat ini berjumlah sekitar 28.194, dimana 44,2 persen atau sekitar 12.469 diantaranya berpotensi untuk pengembangan ekonomi," katanya.
Baca: KPK Duga Ada Duit Hasil Kebun Kelapa Sawit Mengalir Kepada Nurhadi
"Melalui program santripreneur berbasis UMKM sawit ini, pesantren yang berada di daerah-daerah penghasil komoditi sawit, seperti Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, diharapkan akan dapat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian daerahnya terutama pada masa pemulihan ekonomi sekarang ini,” lanjut Wapres.
Upaya yang dapat dilakukan, tambah Ma'ruf, di antaranya dengan membekali para santri dengan pengetahuan dan keterampilan usaha yang baik, serta pemberian pendampingan secara berkelanjutan dari pemerintah dan dunia usaha.
“Proses bisnis dari hulu ke hilir, mulai dari produksi, distribusi, dan pemasaran yang jelas sangat diperlukan. Civitas pesantren juga perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan tentang pengembangan dan pengelolaan usaha, pemasaran, pengelolaan keuangan dan pengorganisasian sumber daya manusia, sehingga para santri juga semakin meningkat kemampuan wirausahanya,” pungkasnya.