News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Akses Segera Dibuka, WNI Masuk Singapura Tes PCR Dua Kali

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Petugas berpakaian APD lengkap melayani pasienSwab Tes drive thru

*Pakai Biaya Sendiri
*Hanya untuk Keperluan Bisnis dan Dinas

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi secara resmi meluncurkan pengaturan koridor perjalanan atau Travel Corridor Arrangement (TCA) antara Indonesia dan Singapura.

Retno berujar ada dua pintu keluar masuk yang disetujui kedua negara dalam hal ini.

“Mengenai pintu keluar masuk atau location untuk sementara ada di dua titik,” kata
Menlu dalam konferensi pers daring Senin (12/10/2020).

Titik pertama yakni lewat jalur laut, melalui Terminal Ferry (pelabuhan) Tanah Merah
Singapura menuju Terminal Ferry Batam Center, maupun sebaliknya.

“Itu pintu masuk pertama kalau menggunakan (kapal) ferry,” kata Menlu.

Adapun pintu masuk kedua yaitu Soekarno-Hatta International Airport menuju Changi
International Airport, maupun sebaliknya.

Baca juga: Menlu Retno Luncurkan Pengaturan Koridor Perjalanan Indonesia - Singapura, Simak Syaratnya

Kemudian mengenai persyaratan PCR test, akan dilakukan dua kali, yakni PCR pertama dalam 72 jam sebelum departure dan
PCR kedua pada saat ketibaan di bandara/terminal ferry.

“Pre departure PCR test result (hasil tes PCR) akan dikeluarkan oleh mutually recognized Healthcare Institutions (Kementerian Kesehatan terkait dari kedua negara),” ujarnya.

Baca juga: Indonesia Sepakati Koridor Wisata dengan Korea Selatan

Daftar recognized Healthcare Institutions akan segera disampaikan berdasarkan hasil
kesepakatan antara Kemenkes RI dan Kemenkes Singapura. “PCR dilakukan atas
biaya sendiri oleh masing-masing applicants,” tegas Menlu.

Menteri Retno menegaskan TCA tidak berlaku untuk perjalanan biasa atau wisata. TCA
ini berlaku untuk perjalanan bisnis essensial dan perjalanan diplomatik dan kedinasan
yang mendesak.

Baca juga: Bandara Soetta dan Pelabuhan Feri Batam Disetujui Jadi Pintu Keluar Masuk RI - Singapura

Retno mengatakan pengaturan ini akan berlaku 14 hari setelah pengumuman sesuai kesepakatan Indonesia dan Singapura. Sehingga, TCA Indonesia-
Singapura akan berlaku pada tanggal 26 Oktober 2020.

“Sebagaimana TCA yang telah kita lakukan dengan negara lain, maka TCA ini berlaku
untuk perjalanan bisnis esensial dan perjalanan diplomatik dan kedinasan yang
mendesak,” kata Menlu.

Sebagaimana pengaturan TCA dengan negara lain juga, maka
penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat akan menjadi bagian utama
dari pengaturan ini.

Perjalanan akan dapat dilakukan segera dalam waktu beberapa hari sesuai proses
aplikasi e-visa imigrasi untuk Indonesia dan safe travel pass untuk Singapura.

“Jadi saya ulangi, perjalanan akan dapat dilakukan segera dalam waktu beberapa hari
sesuai proses aplikasi e-imigrasi untuk Indonesia dan safe travel pass untuk
Singapura,” katanya.

Di Singapura pengaturan ini disebut Reciprocal Green Lane (RGL) yang juga resmi
diluncurkan pemerintah Singapura pada hari ini.

Menlu berujar, waktu yang tersisa hingga 26 Oktober akan digunakan oleh tim kedua negara untuk berkoordinasi dan terus mematangkan persiapan pada tingkat teknis.

“Sehingga, sistem masing-masing betul-betul siap menerima aplikasi TCA/RGL,” katanya. Pengaturan TCA ini

menurutnya tidak mungkin dapat diselesaikan dan diimplementasikan nantinya
tanpa kerjasama erat dengan kementerian / lembaga terkait.

Terpisah, Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum mengakui
pihaknya akan mengagendakan pertemuan bersama Konjen Singapura, Rabu (14/10)
mendatang.

Pertemuan ini membahas pembukaan Singapura-Batam melalui Travel
Corridor Arrangement (TCA) untuk kelas bisnis dan perjalanan dinas.

"Dalam waktu dekat ini akan ada pertemuan. Meskipun yang datang ini hanya untuk
urusan bisnis, diplomatik, dan kedinasan yang mendesak, dan belum untuk perjalanan
wisata, tetap harus ada aturan yang jelas demi keamanan dan kenyamanan mereka,"
katanya.

Diakuinya kendatipun belum dibuka untuk umum, wisatawan dan perjalan
biasa, setidaknya TCA bisa menjadi awal bagi kedua negara.

Ia melanjutkan pihaknya akan segera menyusun beberapa poin penting menyambut
dibukanya pintu masuk Batam-Singapura.

Karena masih adanya pembatasan untuk kunjungan bagi kedua negara tentu pihaknya harus menyiapkan fasilitas yang akan mereka lalui nanti.

"Kami siapkan pelabuhan mana nanti yang akan mereka lewati. Bisa jadi Nongsa Pura
nanti digunakan," ucapnya.

Selain itu, Batam juga harus menyiapkan hotel yang akan mereka tempati. Konsepnya
tengah dibahas dulu, apakah mereka berada dalam satu kawasan tertentu, untuk
menjamin keamanan dan kenyamanan mereka selama berada di Batam.

"Kawasan Nongsa cukup lengkap fasilitasnya. Jadi bisa jadi mereka berada di situ saja
atau ke tempat lain. Namun secara umum Batam sudah siap sebenarnya untuk
pembukaan pintu masuk ke dua negara ini," kata Syamsul.

Satu hal yang menjadi perhatian, tegasnya, saat ini terkait karantina selama 14 hari.
Untuk itu, hal ini akan dibahas bersama Konjen dan PJs Gubernur Kepri, Bahtiar.

Syamsul menambahkan beberapa elemen yang diatur dalam TCA atau RGL yaitu
semua pemohon adalah warga negara Indonesia dan Singapura, atau permanent
resident yang perlu melakukan perjalanan dinas, urusan diplomatik yang mendesak,
dan bisnis essensial.

General Manager Nongsa Pura Ferry Terminal, Iwan Surajitno menyambut baik
rencana pembukaan jalur perbatasan baik jalur darat dan jalur udara tersebut.

"Kita siap dan kita menantikan hal tersebut," ujarnya.

Terpisah Manager Sosial Media Montigo Resort Nongsa Ilham Wibisono juga
menanggapi positif rencana pembukaan perbatasan Singapura dan Indonesia.

"Menurut saya ini merupakan kabar baik dan menunggu langkah-langkah berikutnya
yang disiapkan kedua negara untuk memulihkan sektor pariwisata," ujarnya.

Ilham mengatakan jika nantinya dibuka untuk pariwisata tetapi ia juga meminta
pengawasan di pintu masuk tetap harus diperketat karena masih di tengah pandemi
covid 19.

"Tapi harus tetap dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan protokolkesehatan dan aturan lainnya yang disepakati, demi pulihnya sektor ekonomi dan
pariwisata yang bisa menguntungkan kedua negara," ujar Ilham.

Ilham menyebutkan pelaku pariwisata juga sebenarnya sudah mempersiapkan
kembalinya wisman melalui peningkatan pelayanan sesuai dengan standar protokol
kesehatan di era new normal.

Sementara General Manager Batam View Besch Resort, Anddy Fong juga senada dengan Pengelola Montigo Resort. Anddy menyambut baik rencana pembukaan akses Indonesia Singapura.

"Segala pembukaan akses ke Batam dari Singapura itu sudah ada kemajuan besar buat kami walau masih di batasi visa dan lainnya terkait protocol covid-19," ujarnya.

Anddy mengatakan pembukaan perbatasan itu merupakan kabar baik.

"ni merupakan pembukaan akses yang bagus, semoga bisa
membangkitkan kembali pariwisata yang saat ini sedang lesu," ujarnya. (Tribun
Network/ras/uly/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini