"Jawabannya, 49 persen dari mereka mengira harus mentautkan rekening terlebih dahulu, baru belanja. Intinya mereka menunggu ada duit turun baru belanja," kata Denni.
Terkait hal tersebut, Denni mengimbau, para peserta yang kurang paham lagkah-langkah pemanfaatan insentif Kartu Prakerja untuk meminta bantuan.
Bantuan tersebut telah disediakan pihak manajemen di laman resmi Kartu Prakerja, yakni di www.prakerja.go.id.
Selain itu, peserta dapat melakukan online chat atau menelpon call center Kartu Prakerja yang baru di 0800-1503-001.
"Ini tersedia dari Senin ke Senin, tidak ada liburnya, dari jam 8 ke jam 8. Jadi teman-teman bisa telepon untuk kemudian menanyakan hal-hal yang belum jelas," terang Denni.
Direktur Riset Core, Piter Abdullah memberikan tanggapan menganai pencabutan kepesertaan Kartu Prakerja.
Menurutnya langkah tersebut telah tepat, karena memang anggaran Kartu Prakerja sebaiknya diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan.
Adapun pengembalian dana ke RKUN juga menunjukkan pihak Kartu Prakerja tidak main-main dalam mengelola anggarannya.
Selanjutnya, bicara soal wacana pembukaan pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 11,Piter menyebut hal itu perlu direalisasikan.
Mengingat saat pandemi Covid-19 terjadi banyak PHK yang menyebabkan angka pengangguran semakin bertambah.
"Program ini harus ditingkatkan, dilanjutkan, dengan Rp 1,1 miliar bisa direalokasikan kepada 10 pendaftar yang gagal lolos seleksi."
"Saya kira mereka lebih berhak mendapatkannya (manfaat Kartu Prakerja)," ungkap Piter, masih melansir sumber yang sama.
Baca juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11 Dibuka? Berikut Tips Terhindar dari Aksi Penipuan
Baca juga: Program Kartu Prakerja Bantu Akselerasi Target Inklusi Keuangan
(Tribunnews.com/Rica Agustina)