Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero Tbk saat ini tengah menjalankan serangkaian program terintegrasi yang berfokus pada pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa 'go digital' di tengah melesunya perekonomian akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Program ini diharapkan dapat membawa pelaku usaha kecil yang sedang merintis bisnisnya dari dasar, bisa mengembangkan usahanya hingga menjadi pelaku usaha sukses yang berorientasi ekspor.
Dalam program Pemberdayaan UMKM ini, perseroan membaginya dalam dua kelompok yakni program pendampingan bagi UMKM dalam pengembangan usaha dan program pembiayaan.
Baca juga: Masih Ada 2,9 Juta Kuota BLT UMKM Rp 2,4 Juta Jika Belum Dapat Bantuan dari Pemerintah, Klik di Sini
Baca juga: Pertamina Dorong UMKM Binaan Beradaptasi di Tengah Pandemi Covid-19
Untuk Program Pendampingan ini, perseroan tentunya akan selalu menyertai pelaku usaha kecil.
Mulai dari tahapan peningkatan kapasitas produksi, kemudian tahap pengembangan nilai tambah pada produk dan jasa UMKM, hingga nantinya mereka sanggup menjangkau pasar ekspor.
Selanjutnya untuk program pembiayaan, perseroan mendukung melalui bantuan berskema CSR dan program kemitraan, kemudian naik kelas menjadi Kredit Usaha Rakyat atau KUR, hingga akhirmya mereka layak menjadi penerima kredit komersial.
Dukungan perseroan tidak hanya berhenti pada pembiayaan saja, karena BNI juga akan mempertemukan UMKM binaan ini dengan potential buyer baik dari nasabah menengah maupun lorporasi BNI.
Sehingga nantinya tercipta value chain yang saling menguntungkan.
Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan UMKM memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian.
"UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan BNI siap mendampingi UMKM untuk melalui masa sulit (pandemi) ini," kata Sis Apik, dalam keterangan resminya, Kamis (29/10/2020).
Saat ini, upaya perseroan adalah mendorong UMKM ini agar bisa go online atau go digital, di tengah masa sulit akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Perseroan ini mengajak pihak lain yang memiliki misi yang sama untuk membangun sebuah ekosistem pendukung UMKM agar mampu berkembang, baik start up, e-commerce, maupun financial technology (fintech).
Langkah untuk go digital ini tentunya dilakukan untuk mempertajam upaya digitalisasi UMKM, sehingga mereka nantinya mampu mengakses pasar yang lebih luas lagi.
Selain itu, di sektor produksi, BNI juga menggandeng mitra strategis dari kalangan start up untuk membentuk klaster-klaster spesifik berdasarkan produk yang dikembangkan, seperti program smartfarming dan klaster pertanian unggulan serta klaster perikanan.
Nantinya, setelah UMKM ini go digital, tahapan selanjutnya adalah membawa UMKM tersebut layak untuk GoEkspor.
Para UMKM terpilih ini tentunya akan melalui rangkaian seleksi, mulai dari kurasi produk, kemudian masuk ke tahapan inkubasi di mana pelaku usaha akan diberi kesempatan untuk menjelaskan keunggulan dan menyempurnakan konsep produknya.
Jika memungkinkan, akan masuk ke tahap Scalling Up untuk memberikan modal kerja dari perseroan agar UMKM dapat memperluas pasar, meningkatkan produksi dan melakukan diversifikasi produk.
Setelah itu, proses selanjutnya pelaku UMKM yang layak ekspor ini akan diajak memanfaatkan kantor-kantor cabang BNI di luar negeri untuk memperkenalkan produk-produk unggulannya kepada calon pembeli asing.
Saat ini BNI mengangkat 250.000 UMKM untuk melek digital, perseroan juga turut membantu 21,38 persen dari volume ekspor Indonesia.
BNI juga aktif menyalurkan program KUR karena menjadi salah satu kredit yang diprioritaskan dalam program penempatan dana pemerintah.
Hingga akhir September 2020, BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp 15,05 triliun yang diberikan kepada 170.569 nasabah debitur.
KUR BNI ini tersalurkan pada berbagai sektor, yakni sektor pertanian sebesar Rp 3,95 triliun, sektor perdagangan Rp 7,37 triliun, sektor jasa-jasa Rp 2,44 triliun, serta sektor industri pengolahan senilai Rp 1,08 triliun.