TRIBUNNEWS.COM - Awal pekan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot dibuka melemah ke Rp 14.650 per dolar AS pada Senin (2/11/2020).
Kondisi ini membuat rupiah turun 0,17% dibanding penutupan Selasa (27/10/2020) di Rp 14.625 per dolar AS.
Alhasil rupiah pun menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan.
Dilansir Kontan.co.id, hingga pukul 09.00 WIB, mata uang di Asia bergerak mixed.
Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan setelah naik o,10%.
Disusul yuan China yang terangkat 0,08% dan won Korea Selatan naik 0,07%.
Baca juga: Permintaan Emas Jatuh ke Level Terendah dalam 11 Tahun Terakhir
Baca juga: Harga Emas Antam Terkoreksi Menjadi Rp 994.000 Per Gram
Berikutnya, baht Thailand yang terkerek 0,04% serta dolar Taiwan yang menguat tipis 0,01% pada pagi ini.
Sementara peso Filipina berada satu tingkat lebih baik dari rupiah setelah melemah 0,13% terhadap dolar AS.
Dolar Hong Kong dan yen Jepang sama-sama turun 0,04% di awal perdagangan, serta yen Jepang terlihat terdepresiasi 0,02%.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada pada level Rp 14.718 per dolar AS.
Sementara itu, Bank Central Asia (BCA) mematok kurs jual pada Rp 14.725 per dolar AS.
Kurs jual berarti pihak bank menjual dolar AS pada posisi ini.
Untuk kurs beli BCA adalah Rp 14.695 per dolar AS.
Kurs beli ini berarti bila Anda ingin menjual dolar AS maka pihak bank akan membelinya pada posisi ini.