Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menegaskan pentingnya mengoptimalkan potensi pariwisata domestik di tengah kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, pergerakan wisatawan mancanegara yang anjlok menjadi momentum bagi Indonesia untuk melakukan revitalisasi infrastruktur pariwisata sebagai daya tarik wisata di tanah air.
“Kita mempersiapkan diri untuk mendorong kembali kebangkitan pariwisata pascapandemi Covid-19, negara-negara yang bertumpu pada pariwisata juga melakukan hal yang sama untuk memulihkan kinerja sektor pariwisatanya,” kata Angela kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Pihaknya juga berupaya memulihkan kinerja pariwisata dengan terlebih dahulu fokus pada wisatawan nusantara.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Keluarkan Asap Putih, Wisatawan Dilarang Mendekat
Upaya ini didukung dengan kampanye wisata aman dengan protokol CHSE melalui kampanye Indonesia Care.
Sejauh ini tercatat wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar negeri pada 2018 sebesar 9,5 juta orang dengan pengeluaran sebesar 1.090 dolar AS per keberangkatan per pax.
Baca juga: Hari Terakhir Libur Panjang, Jalan Malioboro di Yogyakarta Ramai Wisatawan
Sehingga jika ditotal, ada potensi sebesar 10,355 miliar dolar AS atau kurang lebih Rp150 triliun yang bisa dimaksimalkan jika masyarakat memilih melakukan perjalanan aman di dalam negeri.
Ia juga berharap akselerasi dan strategi yang dilakukan dengan mengoptimalkan potensi wisatawan nusantara dapat memberikan semangat baru bagi seluruh stakeholder pariwisata dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang berkualitas.
“Tidak hanya itu, sektor pariwisata juga diharapkan dapat meningkatkan devisa negara dengan signifikan, menciptakan lapangan pekerjaan baru, menciptakan value chain baru, serta menciptakan pariwisata Indonesia yang lebih berkualitas dan berkelanjutan," kata Wamenparekraf.
Turis Asing Anjlok
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara per September 2020 sebesar 153.500 orang atau anjlok 88,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala BPS Suhariyanto menerangkan kedatangan wisman umumnya untuk perjalanan bisnis, kedinasan, dan misi tertentu.
“Realisasi kunjungan wisman ke Indonesia pada September 2020 juga turun 5,94 persen jika dibandingkan Agustus,” terangnya saat paparan virtual, Senin (2/11/2020).
Kecuk, sapaannya, menegaskan belum ada kedatangan wisman dengan tujuan liburan ke Republik Indonesia.
“Pergerakan month to month ada tapi masih sangat kecil. Recovery pariwisata perlu waktu panjang,” kata dia.
BPS merangkum wisman Timor Leste masih mendominasi kunjungan ke RI sebesar 50 persen pada September tahun ini.
Disusul kemudian wisma asal Malaysia sebesar 35.31 persen, wisman asal China yakni 4,55 persen, wisman dari Belanda 1,59 persen, dan wisman asal Amerika Serikat sebesar 0,59 persen.
Secara kumulatif sepanjang kalender Januari–September 2020), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,56 juta orang.
Capaian ini turun 70,57 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 12,10 juta wisman.