Ia menambahkan pandemi COVID-19 mendorong akselerasi untuk bisa mengembangkan solusi digital. Meski ekonomi Indonesia turun di triwulan ketiga minus 3 persen, tapi sektor perumahan masih bisa tumbuh sebesar 1,98 persen.
Sementara itu, pandemi COVID-19 mendorong Pertamina melakukan perbaikan cara kerja, bisnis model dan teknologi leadership.
“Jadi, satu hal utama dan fundamental adalah melakukan transformasi dan mengoptimalkan teknologi leadership,” kata Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina di forum yang sama.
Ia mengatakan dalam perjalanan 2020, Pertamina melakukan upaya-upaya untuk mengelola risiko dan meminimalkan dampak COVID-19 dengan bantuan teknologi yang bisa dilakukan secara remote dan reseller.
Menurut Emma, pada kuartal ketiga dan keempat sudah terlihat hasilnya dan mendekati situasi yang terkendali.
“Sementara kuartal kedua memang masa-masa yang sulit, berbagai intervensi, optimalisasi penggunaan teknologi dilakukan untuk meminimalkan dampak dari kondisi pasar,” ujarnya.
Ia menekankan proses digitalisasi yang dilakukan Pertamina bukan sekadar mendigitalkan dan mengotomatisasikan suatu proses.
“Tapi sekaligus me-reform operating model dan bisnis proses itu sendiri. Jadi betul-betul teknologi bisa mentransformasikan bisnis proses menjadi suatu proses yang jauh lebih optimal, lebih cepat, akurasi, lebih andal (reliabel) dari sisi hasil dan kecepatannya,” ujar Emma.
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan pegadaian sudah melakukan transformasi sejak 2018.
“Begitu pandemi COVID-19 datang, pegadaian jauh lebih siap. Kami terbiasa bekerja dari rumah, dengan fleksibel working hour, terbiasa dengan menggunakan tools yang memang seperti start up,” katanya.
AMSI menyelenggarakan Indonesia Digital Conference selama 2 hari, 15-16 Desember 2020 menghadirkan lebih dari 20 narasumber dari dalam dan luar negeri.*