Melihat ada kemajuan, teman-teman Revo yang tadinya seakan putus asa mulai menunjukkan semangat.
“Semangat teman-teman mulai ada. Ini kayak energy booster banget buat kita. Oke, kita lebih seriusin lagi,” ujar pria kelahiran Bandung ini.
Mulailah Revo mencari tempat sebagai warehouse (gudang).
Beruntung ada teman yang bersedia meminjami tempat sebagai warehouse secara gratis.
Revo juga membeli sejumlah peralatan yang diperlukan seperti alat vakum dan packing dengan menggunakan uang pribadinya.
Dalam mengembangkan Tukoni, Revo memperluas cakupan UMKM kuliner yang ia ajak bergabung.
Ia mulai menyasar UMKM yang sudah memiliki brand bagus.
Di antaranya adalah Mie Ayam Yu Tumini, R&B Bistik dan Mangut Lele Mbah Marto.
Revo sengaja menarik brand yang sudah bagus sebagai strategi untuk mengangkat UMKM yang brandnya belum dikenal.
“Kalau saya hanya menjual produk UMKM yang belum punya nilai brand, saya pikir akan butuh waktu lama. Makanya saya kombinasikan dengan UMKM yang punya brand. Ya buktinya sekarang ya ke angkat juga."
"Orang yang mau pesen R&B di Tukoni, bisa melihat produk-produk UMKM lainnya,” jelasnya.
Baca juga: Dukung Program BI Melalui Fitur Rekapitulasi Transaksi Pelaku UMKM
Lantaran hanya dikelola berdua, Tukoni pun mulai kewalahan melayani pesanan.
Revo akhirnya mulai menambah karyawan seperti untuk admin online, tenaga packing dan pengantar barang.
Karena harus membayar karyawan, Revo pun menetapkan sistem konsinyasi sebesar 15 persen.