Laki-laki yang akrab disapa Pak Har ini pun mengaku siap bersinergi dengan berbagai pihak termasuk Kementerian maupun lembaga (K/L) serta Pemerintah daerah (Pemda) dalam melakukan pemulihan gambut dan mangrove.
"BRGM siap bersinergi dengan Kementerian terkait dan Pemda serta para pihak lain, utamanya masyarakat yang selama ini sudah menunjukkan kesadaran yang makin baik," jelas Hartono.
Hartono memang bukan orang baru di lingkungan BRG, sebelumnya ia menjabat sebagai Sekretaris BRG.
Sebelum bergabung di lembaga itu, dirinya pernah bertugas di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Laki-laki berusia 58 tahun yang lahir di Ngawi, Jawa Timur itu pun pernah menangani rehabilitasi hutan dan lahan serta pengelolaan konservasi di Indonesia.
Sementara itu, mantan Kepala BRG Nazir Foead yang baru saja purna tugas pun mengucapkan selamat terkait pelantikan terhadap 'rekan seperjuangannya' itu.
"Saya percaya Pak Hartono sudah sangat berpengalaman mengurus lembaga ini, karena kami bersama-sama merintis BRG dari awal, mari kita dukung kerja BRGM ke depan," kata Nazir yang menjabat pada periode 2016-2020.
Perlu diketahui, dibentuknya BRG yang kini berubah nama menjadi BRGM ini berdasar pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1 Tahun 2016.
Tugas BRG selama ini adalah untuk melakukan koordinasi dan memfasilitasi restorasi gambut di 7 provinsi meliputi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua.
Tugas ini dilakukan sejak 6 Januari 2016 hingga 31 Desember 2020, dalam kurun waktu tersebut, lembaga ini telah menyelesaikan upaya awal pembasahan ekosistem gambut seluas 835.288 hektare di luar konsesi yakni 94 persen dari target.
Selain itu melakukan supervisi atau asistensi teknis untuk 186 perusahaan perkebunan dengan luas wilayah yang masuk target restorasi seluas 538.439 hektare atau setara 96,89 persen dari target.
BRG juga telah melakukan pendampingan dan penguatan kelembagaan pada 640 Desa Peduli Gambut dengan luas lahan gambut di desa itu mencapai 4,6 juta hektare, 1,4 juta hektare diantaranya masuk ke dalam target restorasi gambut.
Kemudian merevitalisasi ekonomi yang melibatkan 2.295 kelompok masyarakat dengan sekitar 118.576 orang terlibat dalam kegiatan padat karya.
Saat ini BRGM mulai menerapkan upaya lainnya yakni memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) untuk melakukan pemantauan terhadap program-programnya.