News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mentan Antisipasi Kemungkinan Iklim Ekstrem 2021 untuk Jaga Produksi Pangan

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat rapat pimpinan (Rapim) Lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) di Aula Gedung F, Kanpus Kementan Jakarta, Senin (28/12/20)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan pangan akan menjadi modal utama dalam melakukan fokus kerja di tahun depan.

Pihaknya mengantisipasi kemungkinan adanya iklim ekstrem yang mempengaruhi jalannya produksi pangan di musim tanam 2021.

Baca juga: Mentan Minta Jajaran Kementan Sukseskan Program Tahun 2021

Menurut Mentan, antisipasi itu sudah dirancang dengan percepatan tanam, infrastruktur air, serta pencocokan validasi cuaca dengan menggunakan data BMKG.

"Selama ini kita selalu bersoal dengan masalah cuaca dan hama. Karena itu kita lakukan mapping serta kerjasama dengan BMKG. Yang pasti kita terus bergerak cepat,” ujar Mentan dalam keterangannya, Kamis (31/12/2020).

“Mudah mudahan ini bisa berjalan dengan baik dan bukan hanya beras yang terpenuhi, tapi komoditas lain selalu tersedia," sambungnya

Menurutnya, pertanian di 2021 itu sudah dirancang pada 2020, karena itu hanya perlu melakukan intervensi agar produksi tahun depan berjalan dengan lancar serta sesuai dengan harapan.

“Insya Allah cuaca bisa kita kendalikan," katanya.

Baca juga: Mentan: Sektor Pertanian Terbukti Paling Tangguh Selama Pandemi Covid-19

Kementan juga telah mempersiapkan pasokan beras dari musim tanam 1 dan 2 yang digarap pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton, di mana produksi yang ada mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebesar 15 juta ton.

"Untuk kesiapan 2021 kami sudah masuk dari Oktober 2020 sampai panen raya di Maret 2021 mendatang dengan luas lahan 8 juta hektare dan hasilnya bisa mencapai 18,5 juta ton sampai Juni 2021. Berarti stok akhir kita di 2021 menyampai 8-9 juta ton," katanya.

Wakil Dirut Perum Bulog Gatot Trihargo mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan gudang-gudang beras di beberapa provinsi untuk menyerap hasil produksi di musim tanam Maret tahun depan.

Persiapan itu bahkan sudah dimulai dengan menampung beras-beras hasil musim tanam di tahun 2020.

"Masa panen raya di bulan Maret mendatang sudah kita pergitungkan, dimana Bulog akan melakukan penyerapan hasil produksi petani. Yang pasti kami akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini