TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir akan menjajaki kerja sama pembangunan industri baterai listrik di Indonesia dengan produsen kendaraan listrik dan energi bersih yang berbasis di Amerika Serikat, Tesla Inc.
"Insyaallah di Februari ini, saya akan membuka pembicaraan dengan Tesla untuk mengembangkan kerja sama ini," kata Erick dalam keterangannya, Sabtu (2/1/2020).
Namun, Erick belum menjelaskan persiapan pertemuan dengan Tesla itu.
Ia hanya menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan langkah lanjutan dari keseriusan pemerintah membangun industri baterai listrik di dalam negeri.
Presiden Jokowi sebelumnya pernah menelepon bos Tesla, Elon Musk untuk menawarkan peluang investasi mobil listrik di dalam negeri.
Ia juga menawari Musk untuk menjadikan Indonesia sebagai lokasi bantalan peluncuran (launching pad) Space X.
Kemudian Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga memastikan Tesla akan mengirimkan timnya ke Indonesia untuk menindaklanjuti tawaran investasi dari Presiden Jokowi.
Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Siap Yakinkan Tesla untuk Berinvestasi di Indonesia
Rencananya, tim Tesla akan ke tanah air pada Januari 2021.
"Tesla akan mengirim timnya, awal Januari nanti ke Indonesia untuk mem-follow up pembicaraan antara Bapak Presiden dengan pemilik Tesla Elon Musk," ucap Agus, beberapa waktu lalu.
Pemerintah sendiri sudah memulai implementasi dari rencana pembangunan baterai listrik dengan membentuk konsorsium antar BUMN.
Konsorsium itu terdiri dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum, PT Pertamina (Persero), hingga PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Konsorsium itu kemudian bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan dan China.
Salah satunya yang sudah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understandings/MoU) adalah LG Energy Solution Ltd, anak usaha LG Group senilai 9,8 miliar dolar AS atau Rp 142 triliun.
Baca juga: Budi Gunadi Sadikin Jadi Menkes, Ini Pesan dari Menteri BUMN Erick Thohir
"Baterai merupakan komponen utama dalam produksi mobil listrik. Dengan kekayaan alam yang kita miliki tentu harus didukung pula dengan kualitas sumber daya manusia kita agar mampu menjadi produsen utama dalam industri mobil listrik," kata Erick.
Erick berharap rencana penjajakan kerja sama industri baterai listrik dengan Tesla dan juga perusahaan Korea Selatan dan China bisa mewujudkan mimpi Jokowi agar Indonesia bisa menjadi pemain utama di industri ini.
Terlebih, Indonesia punya kekayaan sumber daya alam utama bagi industri ini.
"Sebagai salah satu negara dengan sumber daya nikel yang terbesar, hal ini mendukung Indonesia jadi produsen utama sumber daya baterai mobil listrik," kata dia.
Bahkan, tak hanya di industri baterai listrik, pemerintah juga menargetkan Indonesia bisa menjadi pemain utama di industri mobil listrik.
Untuk itu, Erick meminta agar setiap perusahaan pelat merah dapat meningkatkan bisnisnya melalui berbagai strategi agar bisa mencapai visi misi tersebut.
Khusus kepada PLN, Erick meminta perusahaan setrum negara agar bisa meningkatkan inovasinya. Sebab, PLN akan memimpin industri hilir dari baterai listrik nanti.
"Selain mengantisipasi mobil listrik, sudah seharusnya juga PLN aktif mengembangkan kompor listrik. Hal ini adalah solusi menekan impor bahan bakar," ucapnya.(tribun network/rey/dod)