Karena produk olahan kedelai satu ini memang banyak diminati masyarakat.
Namun ia tidak bisa memberikan apa yang diminta para pelanggannya itu, lantaran kosongnya stock tempe.
"Biasanya kita supply ke Pasar Gili, Pasar Budi Darma, sama Pasar Kebon Kacang. Ya sebenarnya pas mogok kemarin itu udah banyak yang nyari tempe, cuma kan nggak ada stoknya, kita mogok dan nggak buat tempe itu," papar Pardi.
Tribunnews pun sempat melihat ke dalam pabrik kecil miliknya, dua orang karyawan yang sedang sibuk mengolah kedelai.
Pardi menjelaskan saat ini sedang proses fermentasi kedelai, besok sudah mulai kembali dipasarkan.
"Ya terus sekarang lagi bikin buat besok, kan fermentasi biasanya dua hari, jadi dari Sabtu kemarin sudah mulai produksi lagi, karena kan mogoknya cuma sampai Minggu," pungkas Pardi.
Ukurannya Dikurangi
Naiknya harga kedelai mendorong kelangkaan tempe dan tahu pada sejumlah pasar di kawasan Jabodetabek selama tiga hari ini.
Hal ini disebabkan mogoknya produsen dalam memproduksi produk olahan kedelai tersebut.
Ngatinah (43), penjual sayuran di Pasar Kencar, Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat, mengaku sejak Jumat lalu dirinya tidak menjual tempe dan tahu.
"Di sini semua pedagang nggak ada yang jual (tempe dan tahu), kosong semua, karena yang bawa juga dari satu pabrik, nah pabriknya mogok," ujar Ngatinah, saat ditemui Tribunnews di pasar tersebut, Minggu (3/12/2020) pagi.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Produsen Tempe Mogok, Pedagang: Sejak Hari Jumat Tempe Kosong
Baca juga: Harga Kedelai Melambung, Pelaku Usaha Tempe di Ciputat Sepakat Naikkan Harga Jual Mulai Senin
Kendati demikian, ia mengaku akan kembali memperoleh pasokan tempe dan tahu mulai Senin besok.
"Besok udah ada lagi kayaknya tempenya, katanya mogoknya cuma sampai hari ini aja," jelas Ngatinah.
Ia menilai kemungkinan akan ada pengurangan ukuran tempe dari produsen, bukan kenaikan harga.