“Di samping itu, GDP Indoneia ini lebih besar dibanding negara-negara di Asia Tenggara. Hal ini yang mendasari bahwa akan terjadi peningkatan konsumsi dari produk unggas (di Indonesia),” terang Ali.
Sebagai informasi, penjualan WMU tercatat mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan prospektus perusahaan, realisasi penjualan konsolidasian WMU tercatat sebesar Rp 90,03 miliar pada tahun 2017.
Lalu melonjak menjadi Rp 150,91 miliar di tahun 2018 dan terus menanjak hingga mencapai Rp 576,71 miliar di akhir 2019 lalu.
Untuk tahun 2020, WMU memproyeksi bakal mencatatkan penjualan sekitar Rp 1,1 triliun.
Setali tiga uang dengan kinerja penjualan, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih WMU juga naik dari Rp 3,53 miliar di tahun 2017 ke Rp 5,76 miliar pada 2018 lalu. Sementara pada 2019 lalu, laba bersih WMU capai Rp 36,16 miliar.
Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Widodo Makmur Unggas tetapkan harga IPO di kisaran Rp 142 sampai Rp 200 per saham