TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Platform aplikasi on-demand, Gojek memanfaat pandemi Covid-19 sebagai momentum untuk perbaikan fundamental model bisnis perusahaan.
Hal ini pun mampu membuat Gojek mencetak laba operasional di berbagai layanan operasional yang dimiliki.
Co-CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, sepanjang 2020, Gojek mencatatkan nilai transaksi di dalam platform atau gross transaction value (GTV) sebesar US$ 12 miliar atau setara Rp 170 triliun.
Angka tersebut meningkat 10 persen jika dibandingkan total GTV pada 2019.
"Sekarang semua layanan kami di Indonesia sudah cetak laba operasional di luar biaya overhead, sehingga akhirnya kami sudah mulai enggak usah omongin startup bakar duit," kata Kevin dalam Kompas100 CEO Forum, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Dukung Produktivitas Penggunanya, Gojek Hadirkan Sejumlah Inovasi di 2021
Selain memperbaiki fundamental bisnis, Gojek juga tengah fokus melakukan ekspansi ke pasar luar negeri.
Kevin menjelaskan, sebenarnya pihaknya telah memiliki berbagai produk di sejumlah negara.
Namun, produk-produk tersebut bergerak di bawah nama brand yang berbeda sehingga saat ini Gojek sedang serius menyatukan produk-produk itu.
"Tahun ini adalah tahun di mana kami satukan semuanya, kami satukan aplikasi brandnya," ujar dia.
Sebagai informasi, Gojek mampu mencetak laba operasional, seiring dengan tumbuhnya jumlah pengguna dompet elektronik yang disebut GoPay, hingga terus bertambahnya mitra platform tersebut. (Kompas.com/Rully R. Ramli)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sudah Cetak Laba, Gojek: Sudah Enggak Ngomongin Bakar Duit"