Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuannya menjadi 3,5 persen sebagai upaya mendorong pertumbuhan kredit perbankan, dengan harapan berdampak positif ke perekonomian nasional.
Namun, Direktur Utama BRI Sunarso menyebut penurunan bunga kredit bukan sebagai kunci utama untuk mendongkrak kredit perbankan di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Berkinerja Positif, BRI Dinobatkan Sebagai BUMN Terbaik dan Sunarso Sebagai Top National Banker
Ia menjelaskan, bunga KUR pada 2015 sebesar 22 persen dan saat itu pertumbuhan kredit nasional tumbuh dua digit, bahkan mencapai 22 persen sampai 25 persen.
Setelah bunga KUR diturunkan dan mendapat subsidi dari pemerintah menjadi 7 persen, pertumbuhan kredit perbankan tidak sampai dua digit seperti era bunga KUR belum dipangkas.
"Hanya sekali doble digit pada 2018. Kalau begitu, boleh dong disimpulkan bahwa ternyata penurunan bunga tidak serta merta mendorong pertumbuhan kredit," ucap Sunarso dalam webinar, Kamis (4/3/2021).
Melihat data tersebut, kata Sunarso, BRI melakukan analisa dan menemukan jawabannya, di mana kunci menumbuhkan penyaluran kredit yaitu konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
"Jadi rasanya memang dibutuhkan kebijakan untuk melanjutkan proyek infrastruktur, yang memberikan pekerjaan masyarakat," ucap Suharso.
Jika pemerintah tidak dapat memberikan pekerjaan, maka bisa memberikan bantuan uang langsung ke masyarakat agar daya belinya meningkat.
"Tapi itu tidak mendidik, paling baik adalah memberikan pekerjaan. Oleh karena itu inilah yang dibutuhkan, penurunan suku bunga perlu, melalui peningkatan pendapatan untuk belanja, memberikan lapangan pekerjaan," paparnya.