Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Pangkal Pinang Maulan Aklil menargetkan Kota Pangkal Pinang untuk menjadi sentra pasar ikan (fish market) internasional.
Dia memaparkan usulan dan rencananya itu ke Komisi IV DPR RI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Sesditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Berny A. Subki mengatakan rencana Molen memiliki visi yang besar dan luar biasa karena terkait dengan kemajuan industri perikanan.
KKP, kata Berny, juga mendukung dengan lebih membantu dalam hal perencanaan terkait fish market international tersebut.
"Kami dari KKP, khusus dari Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing tentunya apresiasi atas mimpi tersebut. Kami mendukung, pasti kita akan mendukung. Intinya adalah pada perencanaan. Bagaimana perencanaan-perencanaan dan visi-visi daripada bapak wali kota ini juga bisa selaras dengan visi dan misi KKP," ujar Berny di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: Produsen Ikan Tuna Sulut Didorong Garap Pasar Ekspor ke Jepang
"Selama visi misinya sejalan dengan RPJMN, sektor KP dan bagaimana lebih detail lagi perencanaan data dukung, daya dukung yang ada di kota madyanya. Ini saya pikir akan menjadi lebih mudah kita melihat pelaksanaannya nanti. Jadi intinya pada perencanaan," imbuhnya.
Baca juga: Sarang Burung Walet Asal Indonesia Kuasai Pasar China, Ekspor 2020 Tembus Rp 5,9 Triliun
Berdasarkan pemaparan Molen dan informasi yang diterima dari kepala Bappeda Pangkal Pinang, Berny melihat mereka sudah melakukan penyusunan visibilities untuk pasar ikan modern. Hanya saja belum untuk fish market international.
Berny memaparkan perbedaan fish market international dengan pasar ikan modern. Fish market international disebutnya memiliki keterkaitan yang erat dengan keberadaan pelabuhan.
Sementara pasar ikan modern, lanjutnya, tidak harus berada ataupun terintegrasi dengan pelabuhan. Hal itulah pembeda keduanya, meski komoditas di dalamnya tidak terlalu jauh berbeda.
"Tadi sudah kami jelaskan juga kepada pak wali kota beserta jajarannya, apa yang membedakan dalam konteks regulasi, dalam konteks perencanaan, dalam konteks pemasaran dan lain sebagainya, antara definisi pasar ikan modern dengan international fish market. Walaupun terdengarnya seperti sama pasar ikan, tetapi ada hal-hal yang membedakan terkait dengan perencanaan-perencanaan di depannya dan nanti pada sisi hilirnya. Sejauh ini, visibilities tadi untuk pasar ikan modern," ungkapnya.
Oleh karena itu, dia mengatakan dalam merealisasikan usulan-usulan yang disampaikan oleh Wali Kota Pangkal Pinang yakni Maulan Aklil, diperlukan sejumlah hal.
Yang terpenting menurut Berny adalah pemenuhan dalam kriteria kesiapan itu sendiri. Mulai dari kesiapan lahan, lahannya clean and clear, serta terkait dengan proses bisnis.
"Bisnis plannya bagaimana, calon pengelolanya siapa, lalu perhitungan-perhitungan ekonominya bagaimana, berapa tahun akan dimanfaatkan, lalu bagaimana manfaatnya kepada masyarakat setempat khususnya para pembudidaya, nelayan sampai pada masyarakat pengolahan dan pemasaran ikan," ujar Berny.
"Dan ini memang harus diruntun dari hulu sampai hilir sehingga bisa lebih jelas terkait dengan manfaat ekonominya. Itu salah satu daripada readyness criteria. Jadi readyness criteria inilah yang akan kami komunikasikan, diskusikan lebih lanjut dengan Bappeda atau dengan dinas setempat," tandasnya.