"Setiap saya ke lapangan kasihan petani karena dia hanya menjemur tradisional. Saya berharap kita semua melihat akar permasalahan yang sesungguhnya. Saya berkeyakinan bahwa beras kita surplus sesuai angka ramalan BPS," kata Buwas.
Buwas menjamin ketersedian beras akan aman bahkan sampai musim panen selesai sekalipun.
Dia menilai agar seluruh pihak jangan mudah terbelenggu dengan persoalan beras padahal ada komoditas alternatif lainnya seperti jagung, ubi, dan singkong yang tidak pernah dibicarakan.
"Saya bisa buktikan beras juga bisa dibuat dari jagung dan singkong ini sudah terbukti. Ini bukti kita menunjukkan kedaulatan pangan. Mungkin betul warning krisis pangan dunia. Tapi kita yakin Indonesia kuat mengutamakan beras lokal," tandasnya.
Stok rendah
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan persoalan gabah basah membuat penyerapan Bulog di lapangan tidak maksimal.
Baca juga: PDIP: Impor Beras Rendahkan Kecerdasan Rakyat Petani, Mendag Harus Pahami Semangat Indonesia Merdeka
Baca juga: Dirut Bulog Budi Waseso: Belum Apa-apa Impor Beras, Ini Masa Panen
Itu karena Bulog memiliki aturan soal tingkat kekeringan tertentu gabah yang bisa disimpan di gudang.
Begitu juga dengan ion stock Bulog yang dinilai sudah sangat rendah, bahkan terendah sepanjang sejarah di bawah level 500 ribu ton.
"Penyerapan Bulog terhadap produksi petani sangat rendah yakni hanya 85 ribu ton dari target yang seharusnya 500 ribu ton di musim panen raya," kata Mendag.
"Bukan salahnya Bulog, karena gabah hasil panen petani itu basah dan Bulog memiliki ketentuan untuk menyerapkan gabah yang kering sesuai ketentuan untuk disimpan di gudang," imbuhnya. (Tribunnews/Reynas Abdila/tis)