Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Riko Rifaldi, namanya. Milenial kelahiran Subang, 18 Desember 2000 ini sejak kecil senang bekerja keras dan membawanya jadi pengusaha muda di usia belia.
Semasa SMA, Riko menghabiskan waktu untuk melatih fisik demi cita-cita menjadi polisi. Namun takdir berkata lain, ia gagal dalam menjalani psikotes.
Riko memilih kehidupan di bidang lain. "Dari pada membuang waktu untuk menunggu pendaftaran tahun berikutnya, lebih baik saya memulai usaha toko grosir. Saya buka CV Bungsu Lestari," ucapnya.
Perusahaan yang dibangunnya tersebut bergerak di bidang pangan. Bidang ini diliriknya setelah dia melihat peluang di daerah tempat tinggalnya yang belum tersedia distributor bahan pangan.
Baca juga: Enam Proposal Kewirausahaan Program HoKi DInyatakan Lolos Masuk Tahapan Inkubasi
"Saya mencoba berbisnis distribusi bahan pangan yang di awali dari toko grosiran," ungkapnya.
Bisnisnya berkembang cukup pesat hingga kemudian orang tuanya memberi kesempatan dengan memberikan modal.
Baca juga: Tim Indonesia Menang di Ajang Kompetisi Wirausaha Global Young Social Entrepreneurs SIF
Dengan modal Rp 400 juta, 4 karyawan dan 1 mobil pick-up, Riko pun mulai menjalankan toko grosir bernama CV Bungsu Lestari ini.
Lewat tangan kreatif dan kesungguhannya, ia berhasil membukukan omset rata-rata per-bulan hingga Rp 200 juta rupiah.
Seiring dengan berkembangnya usaha, Riko kemudian mengubah nama perusahaannya menjadi CV Corpora Tama Lestari dan bergerak sebagai distributor.
Sebagai distributor sukses, kini ia telah memberdayakan kurang lebih 50 karyawan, 10 armada transportasi berupa truk kecil dan besar untuk memenuhi kebutuhan pengiriman dalam dan luar kota.
Soal omset, ia menyebut bisa tembus hingga Rp 5 miliar sebulan.
Riko mengalami banyak rintangan dan halangan, misalnya direndahkan oleh orang sekitar karena dia memulai usaha dengan modal orang tua.
“Orang beranggapan wajar sukses karena diberi modal orang tua untuk bisnis itu sangatlah mudah. Padahal tidak semua orang mampu untuk mengelola uang sebesar itu, dan menjadikannya berkali lipat. Tidak semuanya siap untuk menanggung risikonya," ucap pemilik akun IG @rikorifaldi18 ini.
Berbisnis di bidang pangan membuatnya merugi hingga ratusan juta rupiah. Namun semangatnya untuk terus bangkit tak perlu diragukan lagi.
"Dalam bisnis, rugi itu hal wajar. Ke depan, saya ingin memiliki produk sembako sendiri serta pabrik sendiri."
Ambisinya itu mulia, dirinya ingin membuka lapangan pekerjaan baru bagi sekitar dan mensejahterakannya. "Yang terpenting, bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, yakni di Kabupaten Subang," demikian Riko.