Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut ada tiga produk non minyak dan gas (migas) yang dapat menjadi andalan ekspor Indonesia ke depan.
Pertama, kata Lutfi, produk otomotif seiring tingginya permintaan kendaraan di berbagai negara, di mana pada akhir nilai ekspor mencapai 4,6 miliar dolar AS.
"Pertumbuhan otomotif luar biasa, dan ini membuat kita optimis dengan market besar, menjadikan otomotif bagian terpenting ekspor Indonesia," kata Lutfi saat acara "Dialog Gerakan Ekspor Nasional: Target Ekspor Negara Sahabat" yang digelar Tribun Network secara virtual, Selasa (6/4/2021).
Menurutnya, produk selanjutnya yaitu besi baja yang mengalami pertumbuhan ekspor pada tahun lalu sebesar 44,8 persen.
Sedangkan produk ketiga, yaitu perhiasan yang memiliki potensi ekspor sangat besar dan banyak dihasilkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di berbagai daerah.
Baca juga: Sertifikat Ini Jadi Syarat Produk Ekspor Bisa Dipakai Apple hingga Zara
"Ini akan menjadi trend perdagangan Indonesia ke depan, dan saya melihat banyak mitra kita seperti China, Jepang, AS bukan hanya sebagai mitra tapi juga sumber investasi perekonomian nasional," paparnya.
Tercatat, sepanjang 2020 komoditas besi baja menempati urutan ketiga pada ekspor non migas Indonesia dengan kontribusi sebesar 7 persen atau senilai 10,85 miliar dolar AS.
Indonesia merupakan negara penghasil komoditas besi dan baja terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Lebih dari 70 persen besi baja Indonesia diekspor ke Tiongkok.
Sedangkan, produk perhiasan pada 2020 menempati urutan kelima pada ekspor non migas Indonesia dengan kontribusi sebesar 5,3 persen dengan nilai 8,2 miliar dolar AS.
Hampir 80 persen produk perhiasan diekspor ke Singapura, Swiss, dan Jepang.