TRIBUNNEWS.COM - PT Sasa Inti mendonasikan Rp200 juta kepada Rotary Indonesia D3410 sebagai bukti dukungan terhadap Gerakan Ayo Cegah Stunting yang diadakan oleh Rotary Indonesia D3410. Sasa yang diwakili oleh Rida Atmiyanti selaku Head of Stakeholder Relation menyerahkan donasi kepada District Governor Rotary Indonesia D3410 Indonesia, Roziana W. Wiguna pada hari Kamis, 29 April 2021.
Donasi tersebut akan dipergunakan untuk mendukung program Ayo Cegah Stunting dimana tujuan utama program ini adalah untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat dan bekerja sama dengan 1000 Posyandu serta PAUD untuk menyampaikan pesan media pencegahan stunting.
“Ayo Cegah Stunting ini kami upayakan dengan harapan agar masyarakat Indonesia dapat lebih memahami dan mampu mendeteksi secara dini perkembangan gizi anaknya masing-masing serta menerapkan perilaku hidup bersih sehat dengan gizi seimbang,” ujar District Governor Rotary Indonesia D3410 Roziana Wiguna saat menjelaskan tujuan dari Gerakan Ayo Cegah Stunting ini.
Sebagai bagian dari rangkaian kampanye Sasa Tepung Bumbu Bervitamin, PT Sasa berhasil meraih 1 juta petisi dukungan terhadap upaya mengakhiri kondisi malnutrisi pada masyarakat Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Marketing Director Consumer Acquisition & Retention Sasa, Albert Dinata, “1 juta suara untuk Indonesia lebih sehat meyakinkan Sasa Tepung Bumbu Bervitamin untuk terus berinovasi untuk kebaikan bangsa.”
Stunting di Indonesia
Menurut World Health Organization (WHO), stunting merupakan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan, yang dialami anak-anak akibat asupan gizi yang tidak mencukupi dalam jangka waktu yang lama. Anak-anak yang mengalami stunting, terutama pada usia dini, juga dapat mengalami keterbelakangan pada organ lain, termasuk otak.
Pada tahun 2013, sekitar 37% atau 9 juta anak balita di Indonesia mengalami stunting. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara keempat dengan angka stunting tertinggi di dunia. Kemudian dari 10 Negara ASEAN, Indonesia menempati urutan ketiga dengan angka stunting tertinggi.
Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2019, angka prevalensi anak pendek di bawah 5 tahun di Indonesia mencapai 27,7%. Artinya, 28 dari 100 anak terindikasi stunting. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kekurangan akses pangan bergizi, ketidaktahuan mengenai gizi, hingga kurangnya akses air bersih, sanitasi, dan perilaku hidup bersih sehat.
Dalam keadaan normal tanpa pandemi saja, tidak semua kalangan masyarakat dapat memenuhi asupan makanan yang bergizi dan bervitamin, selain karena tingkat edukasi yang rendah juga karena keadaan ekonomi masyarakat yang tidak merata. Termasuk juga kurangnya stimulasi dan kasih sayang dari orang tua kepada anak, faktor kebersihan yang buruk dan misinformasi. Hal ini menjadi penyebab mengapa angka stunting di Indonesia tergolong cukup tinggi.
Ayo Cegah Stunting diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kepada masyarakat, khususnya keluarga rentan stunting mengenai pentingnya gizi selama kehamilan sampai usia anak 2 tahun (1000 Hari Pertama Kehamilan). Dan juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua balita akan pentingnya memperhatikan status gizi dari tinggi badan dan berat badan anak.
Menanggapi dukungan dana bantuan dari PT Sasa Inti, District Governor Rotary Indonesia D3410 mengatakan, “Rotary Indonesia D3410 mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan PT Sasa Inti kepada kami. Rotary Indonesia dan Sasa bercita-cita untuk membangun anak Indonesia yang sehat dan cerdas. Semoga bantuan yang digunakan dapat menurunkan angka stunting di Indonesia.“
Melalui program ini pula, Rotary Indonesia D3410 bersama dengan PT Sasa Inti berpartipasi aktif ikut mengentaskan stunting, tidak hanya dengan memberikan donasi berupa uang tetapi juga dukungan moral dan produk pada sejumlah Posyandu, serta terlibat dalam melakukan edukasi Ayo Cegah Stunting, terutama pada beberapa lokasi yang berdekatan dengan area pabrik Sasa. Tahap berikut dari program Ayo Cegah Stunting ini akan diadakan di Minahasa Selatan mulai 17 Mei hingga 20 Mei 2021 yang kemudian dilanjutkan di Probolinggo.
Dengan adanya bekal ilmu dari Gerakan Ayo Cegah Stunting ini, diharapkan masyarakat dapat tetap memenuhi nutrisi anak sehingga dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal dan menciptakan generasi yang sehat dan produktif di masa depannya. (*)