Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan mata uang rupiah mengakami tren pelemahan menjelang Lebaran 2021.
Menurut dia, rupiah melemah karena faktor eksternal.
“Rupiah kemungkinan bisa melemah hari ini mengikuti keresahan pelaku pasar global melihat penurunan dalam indeks saham AS Nasdaq. Indeks saham Asia juga bergerak melemah pagi ini,” kata Ariston kepada Tribunnews, Selasa (11/5/2021).
Ariston menjelaskan pelaku pasar mengkhawatirkan kenaikan inflasi AS yang bisa mengubah pendirian Bank Sentral terhadap kebijakan moneternya.
Data inflasi AS akan dirilis Rabu Malam. Yield obligasi AS tenor 10 tahun juga sempat kembali naik ke atas 1,60 persen akibat kekhawatiran inflasi tersebut.
Baca juga: IHSG Hari Ini Diperkirakan Kembali Menguat
“Kekhwatiran terhadap kenaikan laju penularan covid-19 di dunia yang sudah memicu lockdown baru di beberapa negara termasuk negara tetangga Malaysia dan Singapura juga bisa menekan rupiah, tuturnya.
Baca juga: Beli Saham Holywings Sampai Miliaran Rupiah, Nikita Mirzani Ungkap Alasannya
Pagi ini akan dirilis data penjualan ritel Indonesia bulan Maret. Bila hasilnya kembali minus, ini bisa menjadi tambahan tekanan untuk rupiah.
Potensi tekanan untuk rupiah ke kisaran Rp14.250 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.180 per dolar AS.