Untuk itu, saran Mamit, Pertamina perlu menggandeng komunitas-komunitas kendaraan bermotor baik roda 2 maupun roda 4 dalam upaya sosialisasi kepada pengguna.
"Selain itu, Pertamina juga harus melakukan berbagai macam gimmick atau undian agar masyarakat beralih ke BBM RON tinggi seperti saat ini dilakukan dengan program potongan 300/liter apabila menggunakan aplikasi MyPertamina," ucapnya.
Upaya-upaya itu, lanjut Mamit, harus diteruskan dan dijaga serta dikembangkan dengan inovasi-inovasi lain, sehingga semakin menarik bagi konsumen.
Hal yang tidak kalah penting adalah pelayanan di SPBU harus semakin di tingkatkan.
Kemudian, takaran juga harus semakin pas mengingat pengguna BBM RON tinggi saat ini adalah kelas menengah ke atas yang cukup kritis.
BBM Satu Harga
Di sisi lain, program BBM Satu Harga yang dijalankan Pertamina hingga 2020 sudah terealisasi sebanyak 243 lokasi yakni dari 2017 sebanyak 54 lokasi, 2018 sebanyak 70 lokasi, 2019 sebanyak 36 lokasi dan 2020 sebanyak 38 lokasi.
Peta wilayahnya yakni Sumatera sebanyak 43 lokasi dengan harga sebelumnya Rp 8.000-Rp 40.000, Kalimantan tersebar 45 lokasi dengan harga sebelumnya Rp 7.000-Rp 40.000, Pulau Jawa ada sebanyak 5 lokasi dengan harga sebelumnya Rp 8.000-Rp10.000.
Selanjutnya Sulawesi ada sebanyak 22 lokasi dengan harga sebelumnya yakni Rp 8.000-Rp 25.000, Papua ada sebanyak 53 lokasi dengan harga sebelumnya Rp 15.000-Rp 100.000, Maluku ada sebanyak 37 lokasi dengan harga sebelumnya Rp 8.000-Rp 17.000 dan di Nusa Tenggara ada sebanyak 38 lokasi dengan harga sebelumnya Rp 8.000-Rp 9.500.
Dengan program BBM satu harga, maka ditetapkan harga jual Premium Rp 6.450 perliter.
Sedangkan harga Solar Rp5.150 per liter. Sehingga, tidak ada lagi perbedaan harga yang tinggi antara satu daerah dengan daerah lain.
Pada tahun 2021, program BBM Satu Harga juga siap ditambah dengan target yakni 76 lokasi. Sedangkan target hingga 2024 sebanyak 500 lokasi untuk BBM satu harga.
Pada tahun ini, BBM satu harga yang siap uji operasi di Sumatera 1 lokasi yakni di Kepulauan Riau, Kalimantan 6 lokasi yang terdiri dari, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara.
Selanjutnya di Sulawesi Pertamina menargetkan 4 lokasi yang terdiri dari Sulawesi Utara-Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Barat, Sulawesi Selatan dan Tenggara.