Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan, bisnis hotel dan restoran hingga pertengahan 2021 terlihat masih sangat berat.
Ketua Umum PHRI Hariyadi B Sukamdani menjelaskan, kinerja hotel dan restoran masih terdampak pembatasan mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19.
"Bisnisnya, memang masih sulit. Di perhotelan ini kuartal I dan II kelihatannya akan cukup berat. Kita melihat trendnya juga sangat berat," jelas Haryadi di Grand Hyatt Jakarta, Senin (24/5/2021).
Baca juga: Juli 2021, PHRI Targetkan 130 Ribu Pekerja Hotel dan Restoran Mendapatkan Vaksin
Hariyadi kembali melanjutkan, periode libur Idul Fitri 2021 yang seharusnya menjadi periode yang menguntungkan bagi industri perhotelan, justru kenyataannya malah sebaliknya.
Hal tersebut dikarenakan adanya larangan mudik lebaran oleh pemerintah, sehingga pembatasan masyarakat yang hendak keluar kota sangatlah ketat.
Baca juga: Sambut Tradisi Bukber Ramadan, PHRI DKI Minta Kapasitas Makan di Restoran Jadi 75 Persen
"Jadi hotel-hotel yang menjadi destinasi mudik, yang tadinya rata-rata mereka bisa mencatat okupansi sampai 90 persen, kemarin (akibat larangan mudik) rata-rata single digit di bawah 10 persen," ucap Haryadi.
Meskipun demikian, PHRI memaklumi dan menerima dengan lapang dada apa yang terjadi terhadap industri perhotelan.
Karena urgensinya, masyarakat terus didorong untuk tetap disiplin menjaga mobilitas, agar rantai penularan virus Covid-19 dapat dikendalikan.
"Tapi itu kondisi yang bisa kita pahami. Karena mau tidak mau kita harus bersama-sama menjaga, apalagi kemarin ada varian baru," pungkas Hariyadi.
Maka dari itu, PHRI terus mendorong terealisasinya program vaksinasi untuk seluruh karyawan di bidang pariwisata.
Untuk tahap awal, program vaksinasi ini dikhususkan untuk para karyawan hotel repatriasi.