Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah Redjalam menyampaikan perlunya kebijakan-kebijakan lain untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan yang sedang melambat.
Menurut Piter, penyaluran kredit perbankan di tengah pandemi saat ini lebih ditentukan oleh permintaan kredit.
"Perlu ada kebijakan-kebijakan terobosan lainnya untuk mengembalikan tingkat konsumsi. Yang paling utama adalah mengembalikan konfiden masyarakat untuk kembali belanja meskipun masih mengalami pandemi," kata Piter kepada wartawan, Senin (31/5/2021).
Baca juga: Sedikit Membaik, Penyaluran Kredit Perbankan April 2021 Masih -2,4 persen
Hendaknya, kata dia, pemerintah memastikan percepatan pelaksanaan vaksinasi dan peningkatan kedisiplinan melaksanakan protokol kesehatan.
Kedua upaya mencegah terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19, sekaligus akan memunculkan konfiden masyarakat.
Baca juga: BRI Agro dan Majoo Sinergi Integrasi Layanan Keuangan Perbankan Digital
Terbatasnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat dan produksi dunia usaha mengalami penurunan yang signifikan.
"Tidak heran jika kemudian kebutuhan pembiayaan baik untuk konsumsi maupun produksi juga turun drastis. Permintaan kredit menjadi sangat terbatas. Kalaupun ada permintaan kredit, risiko nya juga tinggi dan harus diwaspadai," lanjutnya.
Menurut dia, memaksakan bank menyalurkan kredit justru bisa berdampak negatif meningkatkan risiko kegagalan bank.
"Kebijakan seperti pelonggaran PPNBM kendaraan bermotor dan PPN properti justru secara langsung meningkatkan pembelian kendaraan bermotor dan property yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan pembiayaan kredit perbankan," imbuhnya.