Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Subsidi listrik pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2022 diusulkan menjadi Rp 61,83 triliun, naik dari tahun ini sebesar Rp 59,26 triliun.
Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat rapat dengan Komisi VII DPR di komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Menurutnya, subsidi listrik tahun depan senilai Rp 61,83 triliun berdasarkan tiga asumsi makro.
Baca juga: CEK Bantuan Token Listrik PLN Bulan Juni 2021, Akses di Sini
Nilai tukar rupiah diperkirakan Rp 14.450 per dolar AS, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) 60 dolar AS per barel, dan inflasi pada level 3 persen.
Namun, kata Arifin, jika dilakukan pemilahan data golongan pelanggan 450 Volt Ampere (VA) dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), maka subsidi listrik bisa turun pada tahun depan menjadi Rp39,5 triliun.
"Jika mengacu rekomendasi dari BPKP serta KPK, apabila dilakukan evaluasi memisahkan pelanggan 450 VA yang tidak masuk dalam DTKS, maka total subsidi listrik dapat diturunkan menjadi Rp39,5 triliun," kata Arifin.
Baca juga: Ini Langkah PLN Turunkan Beban Utang yang Capai Rp 649 Triliun
Ia menyebut, kebijakan subsidi listrik pada tahun depan dipastikan hanya untuk golongan yang berhak, yaitu golongan pelanggan 450 VA dan daya 900 VA dengan mengacu DTKS.
"Serta mendukung pelaksanaan subsidi listrik untuk rumah tangga melalui mekanisme subsidi langsung," paparnya.
Baca juga: PLN Jamin Pasokan Listrik Pariwisata Konsep Travel Bubble Kota Batam
Tercatat, realisasi subsidi listrik sampai April 2021 sebesar Rp22,1 triliun, yang terdiri atas subsidi murni Rp17,36 triliun dan diskon tarif Rp4,74 triliun.
Hingga akhir tahun ini, realisasi subsidi listrik diproyeksikan mencapai Rp59,26 triliun.