Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai Presiden Joko Widodo melakukan sidak pungli pekan lalu, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) berbenah untuk mengoptimalkan pelayanan.
Direktur Utama PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Ade Hartono, JICT memiliki komitmen yang kuat untuk menegakkan integritas.
Komitmen ini yang ditanamkan kepada seluruh jajaran direksi hingga karyawan JICT.
Menurut Ade para pelaku pungli di area operasional JICT merupakan karyawan outsourcing.
"Kami minta kepada vendor supaya pelanggar ini diberhentikan," ujar Ade saat kunjungan media ke JICT, Jakarta Utara, Rabu (16/06/2021).
Perusahaan outsourcinng ini ditunjuk sejak 1 Januari 2018 dan terafiliasi dengan perusahaan penyedia tenaga sekuriti JICT.
Baca juga: Berantas Pungli, IPC Larang Petugas Keamanan Terima Uang Tips dari Sopir Truk
"Sehingga keduanya menjadi vendor tunggal dalam penyediaan tenaga outsourcing pada layanan operasional JICT mulai dari gate checkers, operator alat angkut petikemas lapangan (RTGC), asisten operator, sampai ratusan tenaga sekuriti dan supir truck internal," katanya.
Baca juga: 3.823 Orang Ditangkap Usai Intruksi Kapolri Listyo Sigit Soal Premanisme dan Pungli
Ade mengaku telah menegur keras vendor outsourcing yang mempekerjakan oknum koordinator pungutan liar (pungli) di JICT.
"Kita sudah berikan teguran keras sesuai dengan kontrak yang ada di kita dengan di vendor," ujar Ade.
Sebelumnya, Polres Pelabuhan Tanjung Priok telah menangkap delapan tersangka pelaku yang melakukan pungutan liar di JICT.
Pelaku adalah AZA (39), karyawan supervisor operator crane dan tujuh orang anak buahnya.
Masalah pungli di kawasan JICT dan Pelabuhan Tanjung Priok ini mencuat saat Presiden Joko Widodo menerima keluhan dari para sopir truk kontainer pada Kamis pekan lalu.
Di hadapan para pengemudi truk kontainer, Jokowi meminta Kapolri menindak pungli yang ada di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.