Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan pertumbuhan prapenjualan Rp 947 miliar sampai Juni 2021.
Perusahaan properti itu juga menargetkan pertumbuhan marketing sales atau pra penjualan Rp 2,02 triliun hingga akhir 2021. Meski sudah memasuki pertengahan tahun, prapenjualan properti Intiland menunjukkan tren positif.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Development Archied Noto Pradono mengatakan, hingga pertengahan tahun ini Intiland sudah membukukan prapenjualan sekitar 50 persen dari target di 2021.
"Sampai pertengahan Juni ini ada peningkatan. Kita sudah mencapai Rp 947 miliar, memang belum closing sampai akhir Juni. Kalau pertengahan sudah sampai setengah, hampir 50 persen, semoga bisa tembus diangka Rp 2,02 triliun sampai akhir tahun 2021,” kata Archied dalam paparan publik, Selasa (22/6/2021).
Baca juga: Pasar Rumah Tapak di Bawah Rp 1 M Masih Bagus, Intiland Siapkan Klaster Baru di Talaga Besatari
Archied menambahkan, prospek pasar properti ke depan masih penuh tantangan dan penerapan PPKM Mikro yang ketat juga berdampak pada penjualan.
Namun, Intiland optimistis situasi dan kondisi akan berangsur membaik seiring insentif kemudahan pembelian dari pengembang dan pemerintah untuk melakukan pembelian dan berinvestasi properti.
Baca juga: Desain Biofilik Jadi Tren Baru Pengembang Apartemen untuk Maksimalkan Aliran Udara
"Saat ini adalah momentum terbaik bagi konsumen dan investor untuk pembelian properti. Pasar properti dalam tren positif seiring meningkatnya permintaan masyarakat dan adanya insentif kebijakan pemerintah," kata Archied.
Baca juga: Adhi Commuter Properti dan Perum PPD Garap Kawasan TOD di Ciputat Senilai Rp 2 Triliun
Intiland menyoroti ada perubahan pola pasar properti yang menjadi lebih optimistis sejak awal 2021. Permintaan masyarakat dan konsumen terhadap produk-produk properti mulai bertumbuh khususnya di pasar rumah tapak.
Hal itu terlihat dari kinerja penjualan pada kuartal I 2021. Intiland berhasil membukukan marketing sales atau prapenjualan Rp 310 miliar, atau naik 166 persen dibandingkan perolehan kuartal I tahun 2020.
Tren positif itu berasal dari pendapatan berkelanjutan yang mencapai Rp 176 miliar dari sumber segmen properti investasi, seperti perkantorwan sewa (coworking space), lapangan golf, dan sarana olahraga.
"Penjualan dari segmen kawasan perumahan memberikan kontribusi terbesar senilai Rp 222 miliar atau 71,5 persen. Sisanya berasal dari penjualan dari segmen kawasan industri dengan kontribusi sebesar 19,2 persen dan mixed-use hanya 9,4 persen,” ungkap Archied.