Fajar memproyeksikan, pemanfaatan Resi Gudang hingga akhir 2021 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2020.
Namun begitu, lanjut Fajar, hal yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menghadapi tantangannya.
Yakni memikirkan cara pemanfaatan dari resi gudang ini dapat dipahami oleh para petani dan pemilik komoditas.
Menurut Fajar, kuncinya adalah bagaimana konsisten melakukan sosialisasi dan edukasi agar para petani dan pelaku komoditi dapat lebih memahaminya.
"Tantangannya adalah bagaimana manfaat dari resi gudang ini dapat dipahami oleh para petani dan pemilik komoditas," terang Fajar.
Baca juga: Anggota DPR Ini Sebut Holding BUMN UMi Bisa Lindungi Masyarakat dari Rentenir
Untuk itu, salah satu BUMN yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan lain di sektor resi gudang untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Sehingga, Resi Gudang dapat menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas.
"Sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas harga, sudah selayaknya RG menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas."
"Selain itu, dengan memanfaatkan RG petani dan pemilik komoditas dapat menjaminkan RG-nya untuk mendapatkan pembiayaan," kata Fajar.
Selain itu, berbagai upaya telah dijalankan untuk mendorong pemanfaatan resi gudang tahun ini.
Termasuk juga memperluas wilayah sosialisasi ke berbagai daerah khususnya ke sentra-sentra komoditas unggulan.
Sebagai pusat registrasi resi gudang, Fajar menyampaikan pihaknya juga terus mengembangkan sistem dan aplikasi registrasi sehingga tidak hanya fokus kepada edukasi dan literasi.
Hal ini dilakukan demi mempermudah serta mengamankan data-data petani dan pemilik komoditas saat melakukan registrasi aplikasi.
Baca juga: Erick Thohir Imbau BUMN dan Anak Perusahaan Taat Program Jamsostek Dukung Implementasi Inpres 20/21
Sistem yang digunakan yaitu IsWare NextGen.