TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang sudah memasuki tahun kedua membawa dampak luas dan serius hampir di semua sektor usaha di Indonesia akibatnya mobilitas masyarakat dan dunia usaha berkurang yang menyebabkan roda perekonomian mengalami stagnasi.
Kinerja perusahaan-perusahaan pun mengalami perlambatan, baik dari sisi suplai (supply), permintaan (demand), maupun operasional yang sangat mengganggu arus kas perusahaan dan menyebabkan tekanan likuiditas.
Tekanan likuiditas yang dialami oleh perusahaan tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal seperti kondisi makro maupun mikro ekonomi, faktor internal seperti besar dan kompleksnya organisasi perusahaan dapat menjadi tantangan dalam pelaksanaan tata kelola keuangan yang berdampak pada likuiditas perusahaan.
Kompleksitas organisasi suatu perusahaan dapat memicu tata kelola keuangan yang kurang efektif dan efisien, seperti penggunaan banyak rekening bank oleh perusahaan yang menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan rekening maupun kesulitan monitoring dana akibat desentralisasi pengelolaan rekening di perusahaan.
Baca juga: Ekonom: Performa Bank Syariah Tetap Positif Selama Pandemi
Tidak hanya itu, lemahnya tata kelola keuangan perusahaan dapat menyebabkan potensi loss/kerugian akibat tidak efisiennya monitoring penerimaan maupun pengeluaran dana.
Bisnis e-commerce dan penyedia jasa keuangan lainnya contohnya, merupakan segmen yang terpapar potensi loss tersebut akibat dari aktivitas transaksi yang sangat banyak baik dari sisi collection/revenue maupun payment/cost.
Menjawab kondisi tersebut, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menghadirkan inovasi digital layanan transaction banking, khususnya untuk nasabah-nasabah di segmen wholesale melalui Mandiri Smart Account (MSA).
Mandiri Smart Account adalah layanan cash management berupa penggunaan sub-rekening giro yang bersifat virtual (virtual account) yang membantu perusahaan untuk melakukan pengelolaan dana terpusat dengan kemudahan alokasi, pencatatan, dan identifikasi transaksi.
Dari sisi pengelolaan likuiditas perusahaan, layanan Mandiri Smart Account sejalan dengan tren sentralisasi dan simplifikasi rekening berbasis virtual account, serta memberikan pengalaman pengelolaan rekening virtual secara online digital layaknya cabang bank.
“Inovasi digital layanan transaction banking merupakan komitmen Bank Mandiri dalam mendukung percepatan dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi melalui peningkatan kemudahan dan keleluasaan akses transaksi keuangan bagi seluruh pelaku bisnis nasional,” ujar Panji Irawan, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri dalam keterangannya, Kamis (8/7/2021).
Ada beberapa fitur utama Mandiri Smart Account yang memberikan kemudahan dan keleluasaan akses transaksi keuangan bagi nasabah di segmen wholesale. Pertama, pembukaan dan pengelolaan limit transaksi dilakukan secara mandiri melalui Smart Account Management System (SAMS) Portal atau melalui integrasi secara Host-to-Host (Application Programming Interface/API).
Kedua, fleksibilitas penomoran Smart Account yang memberikan keleluasaan kepada nasabah dalam pemberian nomor unik untuk masing-masing unit atau cabang perusahaan sesuai kebutuhan (free pre-defined). Ketiga, fleksibilitas pengelolaan rekening yang memungkinkan nasabah dapat memblokir atau membuka blokir Smart Account sewaktu-waktu melalui SAMS Portal atau melalui integrasi secara Host-to-Host (API).
“Smart Account juga dapat ditransaksikan di cabang dan kanal digital Bank Mandiri, seperti ATM, EDC, Mandiri Cash Management, dan Host-to-Host Payment (API),” jelas Panji Irawan.
Baca juga: Mekanisme Layanan Telemedicine Gratis Bagi Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri di Area DKI Jakarta
Dengan fitur-fitur utama seperti itu, nasabah Mandiri Smart Account akan banyak mendapat benefit, seperti simplifikasi pengelolaan keuangan dengan sentralisasi rekening untuk mengoptimalkan likuiditas dana perusahaan.
Dengan sentralisasi rekening induk (giro) yang meningkatkan optimalisasi likuiditas mampu mendorong peningkatan profit perusahaan. Sebab, dengan pemusatan dana, kontrol budgeting dan visibilitas posisi likuiditas akan lebih baik sehingga bisa menekan potensi idle fund dan fraud.