Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Brand fesyen lokal Erigo kini makin populer dan dikenal publik dengan tren penjualannya yang terus meningkat.
Founder Erigo, Muhammad Sadad mengatakan, dalam dua tahun terakhir mereknya menempati posisi nomor 1 kategori fashion di salah satu marketplace di Indonesia.
Bahkan pertumbuhan penjualan dalam beberapa tahun terakhir tercatat sangat signifikan.
Di 2020 Erigo mengalami kenaikan hingga 3 kali lipat, dan tahun ini dirinya menargetkan 4 hingga 5 kali lipat.
Namun, dia menemukan permasalahan di jalur kesuksesannya bersama Erigo.
Berdasarkan pantauannya di berbagai marketplace, dia menemukan produk-produk serupa alias produk palsu yang dijual di sana.
Baca juga: Marketplace Ralali Kenalkan Fitur RFQ untuk Mudahkan Seller dan Buyer Order Barang
“Zaman digital sekarang ini kita bisa lihat produk yang paling laku apa. Dan tantangan yang saya lihat adalah banyak produk-produk imitasi suatu brand atau suatu produk tertentu yang laku,” kata Muhammad Sadad saat berbincang dengan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dalam webinar bertema Bangga Buatan Indonesia, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: Harga Mobkas Daihatsu Kompetitif di Marketplace OLX Autos
Produk palsu itu dijual dengan harga jauh lebih murah.
Selain melanggar hak cipta, Sadad menuturkan, praktik imitasi dapat menurunkan citra kualitas Erigo karena barang-barang tersebut dibuat serupa, namun kualitas bahannya sangat jauh berbeda dengan produk Erigo yang original.
Baca juga: E-Commerce Melesat, Shipper Operasikan 222 Gudang Berbasis Teknologi Digital di 35 Kota
Jika ada pembeli yang tidak mengetahuinya, mereka akan kecewa dan tidak puas dengan brand Erigo. Padahal produk yang ia beli adalah produk imitasi.
“Kalau di-search Erigo itu akan muncul produk sejenis dengan harga yang lebih murah. Banyak customer yang enggak tau dan belanja dengan harga produk yang lebih murah. Tapi mereka kan tidak bisa lihat kualitasnya,” pungkas Sadad.
Menanggapi itu Mendag akan mengajak Sadad untuk duduk bersama membahas permasalahan tersebut karena Intellectual Property Rights, salah satu pekerjaan dari Kementerian Perdagangan.
“Kita siapkan dan mempunyai kewajiban Intellectual Property Rights itu dikenakan dalam sifat perdagangan untuk menciptakan perdagangan yang sejajar dan seimbang,” ujar Mendag Lutfi.
“Saya akan undang untuk duduk sama-sama memastikan anda akan menjadi brand Indonesia selanjutnya,” kata dia.