Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu rumah tangga dan generasi milenial menjadi incaran sumber pembiayaan utang negara dalam bentuk penerbitan sukuk.
Meskipun mayoritas Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) saat ini masih dimiliki oleh Bank, kepemilikan investor individual persentasenya mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp 46,48 miliar per Juni 2021 dibanding periode sama pada 2020 senilai Rp 22,27 miliar.
"Fenomena ini menunjukkan perluasan basis investor individu di tanah air, khususnya generasi milenial dan Ibu rumah tangga yang mapan secara finansial mempunyai peluang besar untuk terus dikembangkan," ujarnya mengutip laman kemenkeu.go.id, Jumat (16/7/2021).
Menurut Sri Mulyani, pengembangan pasar modal di Indonesia masih menghadapi tantangan rendahnya literasi keuangan di masyarakat.
Karena itu, dia menyampaikan, bahwa edukasi dan literasi terkait pasar keuangan syariah menjadi salah satu aktivitas yang sangat penting.
Baca juga: Pengamat Sarankan Pemerintah Cari Utang Demi Tambal Defisit Anggaran
Adapun survei otoritas sektor keuangan tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan syariah Indonesia baru mencapai 8,93 persen meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Baca juga: Defisit APBN 2021 Kian Bengkak, Per Mei Tembus Rp 219,3 Triliun, Pembiayaan Utang Rp 330,1 triliun
Tantangan lain adalah minimnya jumlah penerbitan sukuk oleh sektor korporasi dan rendahnya partisipasi investor domestik di pasar sukuk.
Hal ini, lanjut Sri Mulyani, merupakan tantangan yang serius dan nyata bagi perkembangan pasar modal syariah Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Berhasil Terbitkan Utang Sukuk Hijau, Tenor Terpanjang di Dunia
“Kita juga perlu untuk terus mendiversifikasikan penerbitan sukuk korporasi dengan menerbitkan berbagai fitur-fitur yang makin menarik sehingga minat investor baik di dalam negeri maupun luar negeri dapat terwadahi,” pungkasnya.