Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penanaman bibit mangrove di Sumatera Utara dilakukan di tiga tempat yaitu Desa Alur Cempedak, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
Di desa ini terdapat tiga kelompok masyarakat pelaksana rehabilitasi mangrove, di antaranya Kelompok Maju Pelawi, Tunas Baru dan Sepakat Berkarya, dengan luasan areal tanam masing-masing sekitar 200 hektare, 195 hektare, dan 200 hektare.
Ketua Kelompok Maju Pelawi, M. Solihin mengatakan, program ini dimulai sejak April 2021, tetapi proses penanaman bibit mangrove dijalankan pada Mei 2021.
"Kelompok mulai tanam di bulan Mei 2021,” ucap Solihin, Jumat (13/8/2021).
Baca juga: Lestarikan Ekosistem, Pertamina Gas Kalimantan Tanam 200 Mangrove
Saat ini, kata Solihin, proses penanaman mangrove telah berhasil menanam bibit di areal mangrove seluas 76 hektare.
Menurutnya, penanaman akan terus dilakukan menjaga keutuhan ekosistem mangrove, karena di kawasan mangrove tersebut terdapat tambak alam yang menjadi mata pencaharian warga.
“Jadi di sini penambak memang ikut terlibat dalam kelompok kami. Malah mereka berharap tambaknya ditanami mangrove,” ujarnya.
Ia menyebut, tambak yang juga sudah ditanami bibit mangrove, membuat nelayan bisa dua kali panen yaitu saat pasang bulan purnama dan pasang bulan gelap, dengan nilai Rp2 juta dan Rp1,5 juta.
Baca juga: Menteri Trenggono Ajak Pemda dan Masyarakat Jaga Kebersihan Hutan Mangrove
Sementara untuk panen ikan, penambak bisa panen enam bulan sekali. Ikan yang dihasilkan pun bermacam-macam, misalnya, ikan sembilang, ikan siakap, ikan nila, dan ikan kerapu.
Penamanan bibit mangrove di Desa Alur Cempedak merupakan upaya rehabilitasi mangrove yang dilakukan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama BPDASHL Wampu Sei Ular.
Luasan targetnya adalah 5000 hektare dari 83 ribu hektare target nasional.