News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Citilink Dinilai Lebih Sehat, Pengamat Beri Saran Ini ke Garuda Indonesia

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Citilink rute Bandara Soekarno-Hatta (CGK)-Yogyakarta International Airport (YIA) menuju lokasi parkir seusai mendarat dengan sukses dalam proving flight atau penerbangan uji coba take off dan landing di Bandara Yogyakarta International Airport, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Kamis (2/5/2019). Pesawat Citilink yang tidak membawa penumpang tersebut melakukan uji coba bandara sebelum Bandara YIA mulai beroperasi secara komersial pada 6 Mei mendatang. Tribun Jogja/Hasan Sakri Gozali

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk Citilink sebagai anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk akan dimasukkan ke Holding BUMN Aviasi.

Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai hal tersebut wajar karena Citilink berada dalam posisi keuangan lebih sehat ketimbang induknya.

"Kondisi Citilink saat ini jauh lebih sehat dan produktif daripada Garuda," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, belum lama ini.

Baca juga: Berlaku Sampai 30 September, Citilink Gratiskan Tes PCR atau Antigen, Ini Syaratnya

Kemudian, Alvin menyarankan Garuda Indonesia segera melakukan penyelesaian terhadap proses gugatan PKPU serta renegosiasi utang kepada lembaga keuangan maupun vendor.

"Selain itu, evaluasi operasi bisnis agar lebih efisien dan produktif, restrukturisasi organisasi dan SDM untuk menyesuaikan dengan lingkungan operasi yang baru," katanya.

Baca juga: Alvin Lie Puji Pramugari Citilink, Berani Laporkan Kasus Pemalsuan Dokumen PCR Penumpang

Sementara itu, dia tidak dapat memastikan kapan maskapai pelat merah tersebut dapat kembali cetak keuntungan dari rugi sekira Rp 5 triliun di kuartal I 2021.

"Pertanyaan ini di luar kemampuan saya menjawab, mungkin dewan direksi Garuda pun sulit menjawab karena pengaruh kuat faktor eksternal yaitu pandemi. Dampak pandemi dan peraturan pemerintah sangat dinamis, sering berubah, sangat banyak ketidakpastian yang dihadapi," pungkas Alvin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini