News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Impor Bibit Ayam Perlu Dikendalikan dengan Mempertimbangkan Kebutuhan Riil Domestik

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja memberikan pakan ayam di salah satu agen ayam potong di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Senin (19/10/2020). Peternak ayam broiler lokal mengaku kesulitan bersaing di pasar lantaran 90 persen pangsa pasar dalam negeri dikuasai asing yang dianggap memiliki modal besar yang dapat mengganggu stabilitas harga, Di antaranya dua perusahaan industri ayam asing asal Thailand dan perusahaan dengan kepemilikan saham asal Singapura, masing-masing sebanyak 40 persen dan 30 persen memegang pasar ayam nasional, serta 20 persen dikuasai perusahaan asing asal Tiongkok, Malaysia, dan Korea Selatan. Tribunnews/Jeprima

Ali Usman menambahkan, peternak rakyat saat ini berjuang mempertahankan bisnisnya dari ambang kehancuran karena usaha ayam broiler (ayam pedaging) terus tertekan dengan harga ayam panen (livebird) di bawah Harga Pokok Produksi (HPP).

Pada pertengahan Juli 2021, harga livebird di level Rp 8.000 per kilogram.

Sedangkan HPP Rp 19.000 – 21.000 per kg sesuai Permendag No. 7 Tahun 2020. Indikasinya karena pasokan ayam di hulu berlebih. Sedangkan permintaan di hilir masih stagnan.

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian sudah melakukan intervensi pemangkasan produksi.

Pengendalian oversupply/overstock ini melalui Cutting Hatching Egg (HE) umur 19 hari dan afkir dini ayam Parent Stock (PS) dengan jumlah besar setiap dua minggu sekali dalam program berjalan setiap bulannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini