Laba usaha menurun 94,16 persen menjadi hanya sebesar Rp 5 miliar di tahun 2020 dibandingkan dengan laba usaha tahun 2019 sebesar Rp 85,65 miliar.
Tahun 2020, pendapatan terbesar Perseroan berasal dari penjualan rusunami Rp 32,09 miliar naik 34,02 persen dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 23,95 miliar.
Penjualan rumah tapak tahun 2020 sebesar Rp 681,82 juta naik 41,38% dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya sebesar Rp 482,27 juta, dan pendapatan pengelolaan lingkungan Rp 391,03 juta naik 560,11% dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 59,24 juta.
Aset perseroan per 31 Maret 2021 mencapai Rp 464,47 miliar, naik 0,21% dibandingkan dengan Aset perseroan per 31 Desember 2020 sebesar Rp 463,49 miliar.
Baca juga: Kembangkan Hunian Berkonsep Hijau di Karawang, GNA Group Siapkan Lahan 45 Hektar
Total kewajiban Rp 81,04 miliar dengan ekuitas Rp 383,43 miliar, sehingga rasio kewajiban terhadap ekuitas Perseroan (debt to equity ratio/DER) sangat rendah hanya 0,21 kali.
Nicholas menegaskan, tahun 2021, perseroan yakin bisa menjaga kinerja dengan baik seiring dengan upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 melalui vaksinasi dan optimalisasi kebiasaan baru 3M (mencuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker).
Saat ini, perseroan telah melaksanakan pembangunan properti di Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kecamatan Balikpapan, yakni hunian vertikal dengan konsep Rumah Kota, yang dikenal sebagai “Rumah Kota Green Valley”.
Sepanjang 2020, perseroan juga berhasil menjual produk rusunami sebanyak 120 unit dan 1 unit rumah tapak dengan total penjualan Rp 32,78 miliar, sedangkan tahun 2019 terjual 102 unit rusunami dengan total penjualan Rp 25,25 miliar.
Pembangunan Rumah Kota Green Valley tahap 2 telah dimulai pada kuartal II-2020 dengan membangun 6 blok (348 unit rusunami), saat ini proses pembangunannya telah mencapai 60% direncanakan selesai pada Mei 2022 dan paling akhir serah terima di Mei 2022.