Pelaku usaha UMKM Nahdlatul Ulama (NU) ini menyebut penguatan argo bisnis dan industri pangan telah nyata mempersingkat waktu menuju swasembada jagung.
Bila itu tercapai, ia meyakini stok jagung bakal tersedia di seluruh daerah sehingga harga jual ke masyarakat bisa lebih murah.
Namun di sisi lain, ia menilai wajar jika tak sedikit pihak menduga persoalan komoditi jagung sengaja tidak dibereskan secara tuntas, lantaran permasalahan ini justru jadi ladang bisnis kelompok tertentu.
"Wajar saja jika muncul dugaan pembiaran berlarutnya permasalahan ini karena komoditi pangan telah menjadi proyek multi years oknum - oknum tertentu. Libatkan instrumen negara lainnya, KPK misalnya untuk mengawasi hulu hingga hilir perjalanan komoditi pangan di tanah air," tuturnya.
Gaduh Stok Jagung Kementan - Kemendag
Sebelumnya, polemik antara Kementan dan Kemenag terjadi setelah keduanya saling tunjuk terkait biang keladi tingginya harga komoditas jagung.
Mendag Muhammad Lutfi, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, memberikan penjelasan soal polemik harga jagung mahal karena pasokan barangnya tidak ada.
"Gini kalau ada barangnya, sekarang kita jangan ngomong jutaan, ngomong 7.000 (ton) aja nggak ada buat kebutuhan 1 bulan di Blitar, nggak ada barangnya," kata dia, Selasa (21/9/2021).
Lutfi menyebut jika stok jagung memang ada tidak mungkin harganya meroket seperti sekarang ini.
Kementerian Pertanian langsung membantah pernyataan Lutfi, dimana Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab menegaskan stok jagung itu ada dan total jagung mencapai 2,3 juta ton itu benar adanya.
Pihaknya pun mempersilakan bila ada yang meragukan untuk mengecek sendiri ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Kami punya data stok, silahkan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri," jelas Ismail, dalam keterangannya, Rabu (22/9/2021)